Ekonomi syariah saat ini sedang gencar- gencarnya untuk dikembangkan. Hal tersebut dikarenakan ekonomi syariah dan keuangan syariah akan menjadi elemen baru pada pertumbuhan ekonomi.
Ekonomi syariah tidak semata-mata hanya untuk mendapatkan keuntungan belaka. Dalam transaksi syariah harus terpenuhi prinsip syariah yaitu adanya keadilan, menghindari riba, akad yang jelas, tidak ada gharar dan tidak ada maysir.
Pada tahun 2021, dalam diskusi Transmedia Institute, Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengatakan bahwa literasi ekonomi dan keuangan syariah mengalami peningkatan.
Hal tersebut didasarkan pada survei yang dilakukan oleh Bank Indonesia. Dari semula yang hanya 16,3 persen, kini literasi ekonomi dan keuangan syariah meningkat menjadi 20,1 persen.
Dengan adanya peningkatan literasi ekonomi dan keuangan syariah tersebut, Ma'aruf yakin pada tahun 2022 ini Ekonomi dan Keuangan Syariah akan tumbuh lebih baik lagi.
Terlebih, Bank Indonesia juga telah memproyeksikan pertumbuhan ekonomi pada tahun 2022 akan mencapai 4,7 hingga 5,5 persen.
Dengan begitu, diharapkan pemerintah akan untuk memperkuat kebijakan dan rencana pada ekonomi dan keuangan syariah.
Hal tersebut dapat dilakukan dengan penguatan ekosistem halal value chain  terutama pada sektor pertanian terintegrasi, makanan halal dan fashion muslim.
Kemudian, penguatan pada infrastruktur pendukung ekonomi dan keuangan syariah yang meliputi penguatan pelaku usaha syariah, peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) syariah, penguatan aspek regulasi dan peningkatan literasi masyarakat.
Selanjutnya untuk mencapai  perkembangan ekonomi dan keuangan syariah yang lebih baik lagi tak lepas dari kerjasama antar dunia usaha, akademisi, organisasi dan tokoh masyarakat hingga media.