Mohon tunggu...
Madeni Al Lomboky
Madeni Al Lomboky Mohon Tunggu... Penulis buku, Dosen, Da'i, Guru Ngaji, Pengusaha Muda

Dr. Madeni, M.Pd.I, dilahirkan di dusun Mentigi, Kabupaten Lombok Utara, NTB (Nusa Tenggara Barat pada tanggal 19 Juni 1987 dari pasangan Ibu Rakyah dan Bapak H. Suparman. Sejak Remaja mengenyam pendidik pesantren di MTs Ad Dinul Qayyim Kapek Gunung Sari Lombok Barat, kemudian Melanjutkan pendidikan SMA di Pondok pesantren Al Hikmah Pemenang, Lombok Utara sebelum Hijrah dan menutut Ilmu di Ma'had Ar Raayah Sukabumi, Jawa Barat, dan Menempuh pendidikan S1 di Kampus Dakwah STID Mohammad Natsir, serta S2 di Universitas Ibn Khaldun Bogor dan menyelesaikan pendidikan S3 Jurusan Ilmu Dakwah di Universitas Islam Asy Syafi'iyah, Bekasi serta Menyelsaikan Program Pendidikan Kader Ulama (PKU) Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia di PPMS Ulil Albab. Aktifitas sehari-hari sebagai dosen tetap di STID Mohammad Natsir, dan diamanahkan untuk menjabat sebagai Sekretaris Prodi Komunikasi Penyiaran Islam, serta penulis buku Pemuda Ideal Harapan Umat dan Bangsa Dr. Madeni, M.Pd.I juga merupakan Da'i Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia yang pernah ditugaskan untuk berdakwah di Bolaang Mongondow, manado Sulawesi Utara serta terjun berdakwah ditengah-tengah masyarakat di lereng merapi Magelang Jawa Tengah selama satu tahun. Email:madeniallomboky@gmail.com Fb: Madeni Al Lomboky Ig: Madeni Al Lomboky twitter: Madeni Al Lomboky Youtube: Madeni Al Lomboky Hp: 085338140983

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mensyukuri Nikmat Kemerdekaan

17 Agustus 2025   08:46 Diperbarui: 17 Agustus 2025   08:46 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar pintodown

Mensyukuri Nikmat Kemerdekaan
Oleh: Dr. Madeni, M.Pd.I

Bulan Agustus ini, bangsa kita kembali merayakan momen bersejarah yang penuh makna, yaitu hari kemerdekaan. Delapan puluh tahun yang lalu, tepatnya pada tanggal 17 Agustus 1945, bangsa Indonesia dengan berani dan penuh harapan menyatakan diri lepas dari belenggu penjajahan yang telah lama menimpa.

Proses kemerdekaan ini bukanlah sekadar sebuah pernyataan yang muncul tiba-tiba, melainkan hasil dari perjuangan panjang yang tak terhitung jumlahnya, di mana darah dan air mata para pahlawan, ulama, serta seluruh rakyat yang memiliki tekad bulat untuk meraih kebebasan menjadi harga yang harus dibayar.

Mereka berjuang dengan gigih meskipun risiko yang dihadapi sangat besar, hingga akhirnya kita dapat menikmati hasil dari perjuangan tersebut. Kemerdekaan yang kita nikmati hari ini tidak hanya sekedar bebas secara fisik dari penjajahan. Lebih dari itu, kemerdekaan ini mencakup kebebasan spiritual yang sejati, yaitu kebebasan untuk sepenuhnya tunduk, patuh, dan beribadah kepada Allah.

Dalam konteks ini, kita perlu merenungkan dan mengevaluasi bagaimana kita memaknai kemerdekaan dan bagaimana cara kita bersyukur atas anugerah yang luar biasa ini. Syukur dalam bentuk pengakuan dan pujian kepada Allah sebagai balasan atas nikmat yang telah diberikan. Sebagaimana diungkapkan oleh Asy-Syaukani dalam kitab Fath Al-Qadir, syukur harus diwujudkan dalam tindakan nyata, berupa ketaatan kepada-Nya dan komitmen untuk menjalankan perintah-Nya. Syukur tidak hanya diucapkan dengan lisan, tetapi juga harus dibuktikan dengan perilaku dan sikap kita sehari-hari.

Diantara Keutamaan Mensyukuri Nikmat Kemerdekaan: Pertama, Allah Menambahkan Nikmat Lainnya. Allah berfirman dalam Al-Qur'an, "Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengumumkan, 'Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih" (QS. Ibrahim: 7).

Ayat ini mengingatkan kita bahwa dengan bersyukur kepada Allah, kita akan mendapatkan tambahan nikmat dan keberkahan yang lebih melimpah dalam kehidupan kita. Dalam konteks bangsa, bersyukur atas kemerdekaan ini juga berarti mengupayakan kemajuan dan kesejahteraan bagi semua rakyat, untuk memastikan bahwa setiap individu merasakan dampak positif dari merdeka tersebut.

Kedua, Menjadikan Negeri Ini Makmur dan Terhindar dari Musibah. Dalam firman-Nya, Allah berjanji, "jikalau penduduk kota-kota beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi" (QS. Al-A'raf: 96). 

Keberkahan akan datang kepada negeri yang penduduknya memiliki iman dan taqwa yang kuat. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk selalu menegakkan keimanan serta ketaqwaan di tengah masyarakat. Sebaliknya, Allah juga memperingatkan mereka yang menentang perintah-Nya dengan firman-Nya, "Apakah penduduk kota-kota merasa aman dari kedatangan siksaan Kami?" (QS. Al-A'raf: 97). 

Hal ini menggambarkan betapa seriusnya dampak dari ketidaktaatan yang dapat mendatangkan azab bagi suatu bangsa yang tidak menghargai nikmat kemerdekaan. Kemerdekaan bukan sekadar bebas dari penjajahan fisik, tetapi juga merupakan kebebasan sejati dari belenggu-belenggu yang mengikat jiwa. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun