Mohon tunggu...
Old Imp
Old Imp Mohon Tunggu... Administrasi - Penyeimbang

Urlicht

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kenapa Lover dan Hater Tambah Lebay?

6 Januari 2016   00:54 Diperbarui: 6 Januari 2016   00:54 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Mengapa sampai hari ini Lover and Hater masih bertahan? Dan malah tambah lebay? Ada banyak teori tapi belum ada yang menganalisa secara ilmiah dari berbagai sisi (silahkan koreksi jika salah) setidaknya belum ada skripsi dan tesis yang membahas fenomena ini kan?

Nah karena itu saya coba analisa lebih lanjut tapi tentu saja tidak ilmiah karena saya bukan akademisi. Saya mulai dulu dari Lover. Setidaknya ada 2 faktor utama.

1. Cinderela effect: Banyak yang jatuh cinta pada Jokowi karena Jokowi cocok dengan pakem Cinderela Man. Berasal dari rakyat biasa, miskin (dulunya) bisa jadi Presiden. Inspiratif sekali, cocok jadi bahan tulisan buku motivasi atau skenario film. Sinetron juga dipenuhi tema  cewek miskin ketemu cowok kaya / pangeran tampan terus "happily ever after". Ini agak terbalik cowoknya yang ketemu Ibu Suri kemudian diangkat jadi perugas partai yang kemudian jadi presiden. Cocok.

2. Star wars effect. "A New Hope" begitu kata majalah Times yang "ngutip" dari Star War, Jokowi dianggap ratu adil yang mampu melepaskan Indonesia dari cengkeraman "evil empire" (begundal mafia). Ini yang menarik, sebab kalau yang maju pilpres kemarin itu "muka lama" maka kemungkinan besar tidak akan seheboh ini. Lover and hater masing-masing pihak akan ada juga tapi tidak akan se "engage" seperti yang terjadi sekarang karena pemilih rakyat jelata yang kepingin Indonesia maju dengan tulus akan merasa tidak ada pilihan yang cocok, paling memilih yang jelek dari yang terjelek. Kalau calonnya sama jeleknya maka berakhir golput. Lha orang cuma mafia lawan mafia kok siapa yang menang sama saja. Untung akhirnya Jokowi jadi juga maju sehingga golongan yang tadinya a politik merasa terwakili, bahkan boleh dibilang meletakkan harapan akan perubahan pada sosok Jokowi. Mereka bukan orang bodoh yang asal beda, tapi percaya akan track record Jokowi yang bersih mampu membawa Indonesia keluar dari kubangan status quo. Sebenarnya gak ada yang salah, asal jangan lebay karena kalau lebay makan lahirlah si hater.

Supaya adil Hater pun ada 2 macam.

1. Hater Jokowi. Nah ini ibarat saudari tiri Cinderella yang iri. Lah siapa sih Jokowi itu kok beraninya mau jadi presiden. Gak ada potongan, ndeso gitu, tukang kayu, gak punya partai. Kok bukan saya yang jadi presiden sih. Orang cuma pencitraan kok gampang betul kalian ketipu. Pokoknya saya gak bakal ketipu deh, begitu kira-kira menurut hater.

2. Hater Lover Jokowi. Nah kalau yang ini jelas tercipta sebagai pasangan lover seperti Hawa tercipta untuk mendampingi Adam. Hater ini lahir dari kelebayan lover. Ketika Lover overacting maka bencilah hater. Hater ini sama-sama cinta Indonesia namun lebih cinta Lover. Lho kok bisa? Lha iya mereka itu merasa Lover itu lebay karena tertipu pencitraan Jokowi sampai menganggap Jokowi itu dewa/nabi atau apalah sehingga perlu disadarkan supaya kembali ke jalan yang benar. Untuk tujuan mulia itu mereka rela mengorbankan waktu, tenaga, quota internet, nalar, reputasi, segalanya kecuali nyawa tentunya. Nah cinta gak tuh hater kepada lover? 

Selanjutnya mengapa keduanya bisa jadi makin lebay? Jawabnya saya sebut teori cermin berhadapan. Pernah gak meletakkan 2 buah cermin datar pada posisi berhadapan. Coba ngintip kedalamnya maka yang terlihat adalah bayangan kedua cermin itu sampai tidak terhingga. Begitulah gambaran intensitas hubungan lover hater lebay. Salam Lebay ah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun