Mohon tunggu...
M Azka S dan Wahyu Agustian
M Azka S dan Wahyu Agustian Mohon Tunggu... Mahasiswa - Dosen Pengampu : Indri Arrafi Juliannisa, S.E., M.E.

Warga Sipil

Selanjutnya

Tutup

Money

Harga Telur Turun: Berkah atau Bencana?

27 Oktober 2021   20:54 Diperbarui: 27 Oktober 2021   21:19 364
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Harga telur ayam terus menurun secara konsisten selama beberapa waktu terakhir. Berdasarkan data yang diperoleh dari Informasi Pangan Jakarta, selama bulan Oktober harga telur ayam terus berfluktuatif, tetapi trendnya cenderung menurun, bahkan di semua wilayah di Provinsi DKI Jakarta, harga telur ayam di bulan Oktober sempat mencapai angka Rp18.000/Kg. 

Terhitung sejak tanggal 1 Oktober sampai tanggal 14 Oktober, harga telur ayam di DKI Jakarta mengalami rata-rata penurunan sebesar 2.55 persen, penurunan tertinggi terjadi di Jakarta Selatan dengan angka 4.78 persen. Wilayah yang memiliki harga rata-rata telur ayam selama bulan Oktober terendah adalah Jakarta timur, dengan harga rata-rata Rp19.768/Kg. 

Penurunan harga telur ayam mungkin menjadi berkah bagi para konsumen, tetapi tidak bagi para peternak unggas. Bagi mereka, penurunan harga telur ayam yang terjadi selama beberapa waktu terakhir adalah sebuah musibah. 

Alasannya adalah penurunan harga telur ayam yang terjadi belakangan ini bukan karena harga produksi menurun, tetapi karena terjadinya kegagalan pasar dan harga turun secara tidak natural. Akibatnya, harga telur ayam terus menurun, tetapi harga pakan ayam tidak ikut menurun, bahkan cenderung meningkat. 

Hal ini membuat peternak unggas mengalami kerugian yang cukup besar karena harga jual rata-rata di pasar jauh berada di bawah Harga Pokok Produksi (HPP) rata-rata, yaitu Rp21.500/Kg.

Para peternak unggas, beberapa waktu yang lalu melakukan unjuk rasa untuk menuntut pemerintah segera melakukan intervensi terkait masalah harga telur ayam yang terus turun sehingga membuat mereka rugi, bahkan kerugian mereka mencapai Rp6.000 -- Rp7000/Kg karena selama tiga bulan terakhir harga telur ayam jauh lebih rendah dibandingkan harga rata-rata bulan ini yang sudah sangat anjlok.

Ketidakseimbangan antara permintaan dan penawaran di pasar telur ayam membuat pasar tidak berada pada titik optimum secara sosial. Dalam hal ini, produsen dirugikan karena harga pasar jauh di bawah harga produksi. Pasar telur ayam tidak berada kondisi pareto optimum, yaitu saat semua pihak berada pada tingkat kesejahteraan yang sama. Jika pasar berada pada titik keseimbangan dan kondisi efisien, tingkat harga yang berlaku akan sama-sama memberikan kesejahteraan kepada semua pelaku ekonomi.

Penurunan harga telur ayam ini terjadi akibat kegagalan pasar yang terjadi selama pandemi COVID-19. Pandemi COVID-19 menciptakan ketidakpastian baik secara ekonomi, sosial, maupun politik. 

Ketidakpastian tersebut semakin parah ketika pemerintah memberlakukan kebijakan PPKM yang mengakibatkan mobilitas menjadi terbatas, interaksi masyarakat berkurang, pendapatan per kapita menurun, dan distribusi penjualan telur dari peternak rakyat di daerah tidak dapat leluasa mengirim hasil produksinya ke luar kota. 

Akibatnya, terjadi penurunan permintaan dan daya beli masyarakat terhadap telur ayam yang membuat pasokan telur melimpah dan mau tidak mau peternak harus menjual murah agar telur dapat didistribusikan. Produksi ayam melimpah karena produksi ayam terjadi setiap hari dan kita tidak bisa meminta induk ayam untuk menunda menghasilkan telur. Hal ini juga yang menyebabkan peternak terpaksa menjual murah hasil produksinya ke masyarakat.

Penyebab lain yang memicu turunnya harga telur adalah keberadaan investor asing yang turut andil dalam kegiatan budidaya perunggasan. Hal tersebut mengakibatkan terjadinya oversupply di pasaran yang membuat harga telur jatuh cukup dalam. Tidak sedikit peternak gulung tikar karena tidak mampu bertahan dengan harga telur yang terlalu rendah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun