Jean Baudrillard lahir pada 5 Januari 1929 di Reims. Ia terlahir di keluarga yang berada pada transisi kehidupan kota dan bekerja sebagai pegawai negeri. Baudrillard adalah salah seorang teoritisi terkemuka postmodern yang sejajar dengan Faucault, Derrida, Lacan. Perhatian utamanya adalah hakikat dan pengaruh komunikasi massa dalam masyarakat pasca modern.
Pada tahun 1980an, Jean Baudrillard mulai meninggalkan teori berbasis ekonomi, lalu beralih pada persoalan media dan komunikasi massa. Dalam hal pemikirannya, ia dipengaruhi oleh Marshall McLuhan yang memperlihatkan pentingnya media massa dalam pandangan kaum sosiologis, dan dalam bukunya yang berjudul 'The Extacy of Communication'. Ia menulis bahwa manusia di zaman postmodern telah masuk kedalam puncak komunikasi dan macam informasi serta peristiwa, kebenaran maupun kepalsuan tercampur dalam dimensi informasi.
Pemikiran Jean Baudillard  yaitu teori simulacra tentang media massa yang dicirikan oleh realitas semu (hyperrealitas) dan simulasi (simulation). Teori ini dikaitkan dengan pendekatan multidimensi posmodernisme. Pemikiran baudrillard mengenai post modernisme itu disampaikan pada karya bukunya yang berjudul 'For a Critique of The Political Economy of The Sign'. Dimana Baudrillard mengatakan bahwa masyarakat posmodernisme itu memiliki nilai tanda, kemudian ada nilai simbol yang sudah mengganti nilai guna dan nilai tukar yang lebih menekankan kepada masyarakat yang menilai barang bukan dari manfaatnya tetapi dari segi simbolnya.
Masyarakat posmodernisme yaitu masyarakat yang tidak lagi mengubah ide value tetapi menggunakan simbolyc value. Dalam simbolyc value barang itu bukan diukur dengan manfaatnya tapi diukur dengan simbolnya, seperti melihat teman-teman yang menggunakan barang-barang mahal padahal fungsi utamanya masih tetap sama, maka dari itu yang dibutuhkan dalam masyarakat konsumtif dalam posmodernism bukan lagi pada use value tetapi pada simbolyc value.
Jadi dalam teori simulacra menjelaskan sebuah simbol atau tanda yang tampak dalam realitas yang tidak ada rujukan dalam kebenaran keberadaanya, tetapi akan menciptakan sebuah simbol atau tanda yang menjadi bagian dari sebuah realitas. Terlebih kita, kini di era posmodernisme, realita komunikasi digambarkan sebagai sebuah rentang masa yang cenderung mengabaikan kebenaran dan fakta. Realitas dan kebenaran adalah sebuah persepsi yang terkait pada perspektif dan interpretasi personal, seperti fenomena yang sering terjadi di dalam realitas masyarakat kontemporer yaitu tentang komunikasi yang ditampilkan dalam media massa.
Pada saat ini komunikasi interaksi yang ditampilkan oleh media massa condong mengabaikan realitas yang sesungguhnya. Sekarang tiap orang dapat dengan mudah menerima berbagai informasi yang disampaikan dalam dunia virtual dengan bentuk iklan yang menampilkan hasil sempurna sehingga orang tergiur untuk meniru apa yang ada dalam iklan. Iklan menjadi model dari simulacra karena adanya komunikasi yang ditampilkan seolah-olah menjadi sebuah realitas sebenarnya sehingga masyarakat yang melihatnya mengikuti gaya komunikasi yang diserap dalam iklan media massa yang sebenarnya adalah manipulasi agar masyarakat bisa mengikuti dan mengkonsumsinya dan tidak ada yang absolut yang ditampilkan dalam iklan.
Sumber :
Arsita, A. (2017). Simulacra Baudrllard Dalam Multidimensi Posmodernisme: Kajian Fotografi Makanan Dalam Media Sosial Instagram. Jurnal Rekam, 13.
Saumantri, T., & Dzikrillah, A. (2020). Teori Simulcra Jean Baudrillard Dalam Dunia Komunikasi Media Massa. Jurnal Dakwah dan Komunikasi, 11.
Youtube Perspektif Sosiologi Postmodernisme: Jean Baudrillard
