Mohon tunggu...
M.Taufik Budi Wijaya
M.Taufik Budi Wijaya Mohon Tunggu... profesional -

"Satu langkah kecil seorang manusia, satu langkah besar bagi kemanusiaan"-Neil Armstrong. \r\n

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Villa Bodong Para Penggede

20 Februari 2010   05:58 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:50 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Keberadaan   villa dan bangunan liar di kawasan daerah resapan air, kata sejumlah warga akan merusak lingkungan di masa datang. Dampak buruknya, kata warga setempat Saptaji, kini mulai terasa. " Ketika dibangun villa masyarakat setempat diberi kesempatan mencari kayu. Dan mulai terjadi perambahan. Hutan gundul, debit air berkurang. Ketika hujan besar, berlimpah dan banjir. Dulu hujan besar, airnya masih terserap," keluhnya. Lain lagi pendapat Koko Sarkowi:"Yang saya lihat  (debit air)kali dulu dan sekarang berbeda. Sekarang kalau musim hujan, air langsung melintas. Kalau dulu air  sempat meresap, kalau dimusim kemarau tetap ada airnya. Saya perkirakan di kawasan ini hanya tinggal 25 persen saja yang bertani. (Mereka kerap) kekurangan air (untuk megairi) sawah, (akibatnya kerap) berebutan.

Kepala Dinas Tata Ruang dan Pertanahan Kabupaten Bogor, Burhanudin ikut menimpali. Kata dia jika praktek pembangunan villa liar terus dibiarkan, ancaman banjir dimasa datang akan mengintai warga . Dan itu sudah terjadi. Bogor yang dulu dikenal sebagai kota hujan sekaligus daerah penyangga air, kini dikenal sebagai kota banjir. Saya teringat dengan pemberitaan Harian Kompas, edisi Sabtu 13 Februari 2010. Halaman utamnya memberitakan: "Banjir Ancam Wilayah Jakarta: Satu Tewas dan Ratusan Rumah di Bogor Rusak"

[caption id="attachment_81778" align="aligncenter" width="300" caption="Salah satu sudut pemandangan di kawasan TNGHS, Bogor (Foto: M.Taufik Budi Wijaya)"][/caption]

TNGHS masih diguyur hujan, saat saya meninggalkan daerah yang ditetapkan pemerintah pada 2003  sebagai wilayah konservasi tersebut. "Lain waktu saya akan kembali ke sini,"janji dalam hati. Semoga hutan lindung, flora dan fauna di dalamnya tetap terjaga dan lestari.

***

Tulisan senada dimuat pula di: http://www.facebook.com/home.php?#!/note.php?note_id=345662742027

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun