Semakin berkembangnya media komunikasi semakin banyak pula informasi bertaburan menghiasi penglihatan. Entah itu dalam bentuk visual ataupun tulisan,
kemudahan mencari informasi sering kali tidak diiringi dengan analisis yang mendalam, sehingga pengetahuan yang di dapat hanya sekedar "katanya" tanpa daya dukung yang memadai.
Hal tersebut lebih diperparah dengan semakin banyak orang yang memanfaatkan "tumpul" nya analisis, tanpa cek dan ricek masyarakat saat ini dengan membuat akun sosmed ataupun website informasi palsu.
Dalam forum "blogger" di facebook saya pernah mengutarakan sebuah kalimat, kurang lebih seperti ini "dilema blogger: menulis sepenuh hati atau menulis sepenuh gaji" walaupun sangat sepi respon, bisa dihitung jari, tapi tak ada satupun komentar yang mengelak akan fakta tersebut.
Cara Menulis agar mendapatkan uang?
Sejenak kalimat diatas menarik untuk ditelusuri, banyak sekali sumber yang mengatakan hal positif tentang "menulis = uang". Fakta dilapangan, tak semudah itu, bahkan penulis ternama pun pasti bermula dari bawah. Membuktikan tidak ada hal "instan" di dunia ini bahkan mie instan pun masih perlu proses untuk layak di makan.
Cara instan mendapatkan uang itulah yang disalahgunakan para penulis dengan "motivasi" uang. Sehingga yang terjadi menulispun bukan karena kualitas tapi hanya sekedar menarik pembaca agar terpaksa membaca, hal tersebut bisa dilakukan dengan trik sebagai berikut: judul berlebihan, strategi SEO on page, riset keyword, konten syarat dengan pro dan kontra dan strategi marketing lainnya.
Alhasil menulis pun dikarenakan "agar banyak yang membaca dengan strategi tersebut, tanpa memperdulikan bahwa tulisannya hanyalah sampah tanpa analisis yang mendalam. Setelah banyak pembaca yang tertarik dengan konten kita, alhasil uang pun bisa diraih dengan banyaknya iklan yang bisa di monetize untuk mendulang rupiah.
Mendapatkan uang dengan Berita hoax
Berita hoax banyak sekali bertebaran di media sosial, saling hujat meng-hujat pun tak bisa dihindarkan. Banyak nitizen tetep "kekeh" dengan pendiriannya lantaran merasa benar dengan dukungan link website (URL) yang membenarkan argument mereka. Lawannya pun demikian memiliki dukungan tersendiri media dengan tulisan sepaham opini mereka. Alhasil pro dan kontra pun bisa dimanfaatkan untuk menulis di kolom berita agar terkesan mendukung salah satu pihak, dan menulis dengan sudut pandang yang berlawanan agar perdebatan tak kunjung usai.
Jelas sekali motivasi "harta karun" Nampak dengan mudah di gali dengan memanfaatkan isu yang kontradiktif.