Mohon tunggu...
Muhammad Prihatno
Muhammad Prihatno Mohon Tunggu... lainnya -

Kebenaran itu: Tidak punya orang tua Tidak punya tanah air Tidak punya bangsa Bahkan... Tidak punya agama Ia hanya punya TUHAN

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Generasi Millenial dalam Catatan Azam

22 November 2017   16:12 Diperbarui: 22 November 2017   16:24 1020
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada penamaan baru terhadap generasi era sekarang yaitu Generasi Millenial. Entah karena apa hingga dinamakan demikian. Secara definitif penamaan seperti itu belum terobyektivikasi. Generasi ini muncul laksana angin yang hanya bisa dirasa tanpa bisa dilihat dan disentuh, seakan-akan ia tidak perlu diobyektivasi hingga terkesan "liar" dalam putaran peradaban kontemporer.

Generasi ini seperti menjadi alur teranyar dari perkembangan peradaban kemanusiaan. Pernyataan seperti ini perlu dikritisi karena kadangkala penamaan sebuah generasi tidak serta-merta menjadi kelanjutan dari generasi sebelumnya tapi menjadi penamaan untuk sebuah pengkategorian sosial semata.

Kalau kita baca sejarah perkembangan peradaban maka akan diketemukan bahwa ketika sebuah generasi menciptakan karya kreatif yang mempengaruhi zaman secara massif maka muncullah penamaan tertentu sebagai sebuah identitas generasi saat itu. Umpamanya, ketika suatu generasi berhasil memformulasikan suatu zaman dengan dominasi rasionalitas hingga berpengaruh secara massif maka zaman tersebut disebut dengan zaman modern atau generasi modern. Generasi ini berhasil merubah, sejak dari pandangan dunia (world view) hingga karya-karya teknologis bermunculan, bahkan paham-paham ideologis pun berada pada pusaran modernitas yang menggunakan rasionalitas sebagai sarananya.

Namun, yang terjadi pada generasi Millenial justru kebalikannya yaitu perkembangan teknologilah yang menciptakan generasi ini. Perkembangan teknologi informasi yang sangat cepat inilah yang menciptakannya. Maka sebenarnya generasi ini merupakan "korban" dari perkembangan teknologi.

Menyatakan generasi millenial sebagai korban tentu saja membuka ruang debat bagi para pihak. Besarnya peluang untuk mendebat pernyataan tersebut sama besarnya dengan peluang untuk mendebat penamaan generasi millenial.

Sekarang, coba kita lihat ciri umum dari generasi millenial, sebagai berikut:
1. Mereka tidak gagap teknologi informasi dengan segala perangkat aplikasinya.

2. Mereka telah menciptakan kosa kata baru yang hanya dimengerti oleh mereka yang tidak gagap teknologi informasi.

3. Mereka menciptakan gaya hidup baru yang bukan merupakan bagian penting dari kemajuan peradaban kemanusiaan. Contonya adalah gaya hidup swaphoto.

4. Mereka mampu mengisolasi dirinya dari dunia nyata dan betah berlama-lama dalam dunia maya.

5. Mereka mengkategorikan eksistensi dirinya dari serpihan photo diri yang diframing untuk tujuan tertentu dan ini teranggapkan sebagai upaya penegasan eksistensi. Dan eksistensi diri akhirnya tidak diambil dari keutamaan nilai, tapi hanya sekedar menginginkan penilaian positif dari orang lain.

6. Mereka menganggap kepopuleran yang ditunjukkan dari banyaknya follower sebagai upaya dari rekayasa sosial dan perlu dijadikan diskursus peradaban juga tanda pagar menjadi bahasa sandi penting dalam pranata sosial generasi ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun