Ketika kita masih kecil, orang tua kita menyuruh kita rajin belajar agar kelak bisa mencapai apa yang kita cita -- citakan. Ketika kita remaja, kita bingung mau membawa kemana kemana hidup kita, mau jadi apa kita nanti.
Hingga tiba saatnya kita menjadi manusia dewasa seutuhnya, kita bahkan masih bingung mau dibawa kemana arah hidup kita. Tujuan apa yang ingin kita raih dalam hidup ini. Langkah apa yang harus kita tempuh. Bahkan ketika kita sudah meraih segalanya, kita masih bingung tentang tujuan hidup kita yang sebenarnya.
"Apa sebenarnya arti hidup saya ini?".
Untuk menjawab pertanyaan diatas, dibutuhkan sebuah usaha untuk mengenali diri dan memahami diri seutuhnya. Dalam kasus ini, sebagian orang terlihat sangat tahu apa yang mereka inginkan dalam hidup mereka. Sementara sebagian yang lain masih merana dalam kebingungan. Bingung akan apa yang hendak ia raih dalam hidupnya.
Pencarian makna hidup itulah yang melahirkan konsep "Ikigai" di Jepang. Ikigai berasal dari kata Iki ( untuk hidup ) dan gai ( alasan ). Dengan menemukan tujuan hidup kita yang sebenarnya dan memahami apa alasan kita hidup, kita akan mendapatkan semangat dalam menjalani hari -- hari kita. Semangat untuk bangun lebih pagi. Semangat untuk berangkat kerja tepat waktu, semangat untuk menyelesaikan tugas -- tugas yang diberikan kepada kita. Dan yang terpenting adalah kita harus selalu berbahagia dengan tetap menyibukkan diri.
Menurut buku berjudul "Ikigai" karangan Hector Garcia, terdapat 10 aturan Ikigai, yaitu :
1. Terus aktif, jangan pensiun.
Dengan terus melakukan hal -- hal yang kita sukai, tubuh kita akan terus aktif bergerak. Melakukan sesuatu yang bernilai dalam hidup kita. Sehingga tujuan hidup kita akan terus menyala dan tak akan pernah padam.
2. Lakukan semua hal perlahan -- lahan, jangan tergesa -- gesa.