Mohon tunggu...
Jarot Dikitobo
Jarot Dikitobo Mohon Tunggu... Mahasiswa - Gelandangan bodok

Berhasil tidak dipuji, gagal dicaci maki, hilang tidak dicari, mati tidak diakui.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Biologi sebagai Ilmu, Bahaya sebagai Ideologi, Perempuan Berhak Bicara pada Apa yang Sebenarnya

25 November 2022   17:54 Diperbarui: 25 November 2022   17:56 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Mengapa kaum perempuan masih dianggap sebagai warga kelas dua? Mengapa mereka terpaksa harus memilih antara menjadi ibu yang "baik" mengapa kapasitas melahirkan anak membatasi tentang pilihan yang tersedia bagi kaum perempuan, sementara kapasitas menghasilkan anak tak membatasi kaum lelaki?

Ini problem, kalau masi di pertahankan dan tumbuh subur dalam kelompok, barangkali kita butuh perspektif yang maju, lebih maju lagi membongkar mitos yang dipelihara. Perempuan berhak bicara pada apa yang sebenarnya, melawan kekerdilan berpikir yang mengurai dimensi seksama dari masa lampau sampai sejak dini.

Pikiran yang menganggap bahwa perempuan tercipta dari tulang rusuk kiri laki-laki, seolah segala sesuatu yang bersifat "menjadi" adalah ilmu kelaki-lakian, disposisi yang mengingkari fakta ilmu arkeologi, bahkan temuan yang dibangun oleh H.G Wels atau Morgan dalam antropologi, haruskah kita menolak itu dengan alasan "kurang jelas" apa yang kita maksud.

Perempuan harus bangkit, tidak hanya menjadi warga kelas dua, atau hanya sekedar mengisi apa yang harus di isi.

Ajaran biologi sebagai ilmu sangat penting, bahaya sebagai ideologi. mengapa begitu? Karena kelompok determinan biologi lupa kalau beda bentuk kelamin, bukan berarti tidak bisa berbuat apa-apa. Perlu juga memaknai, kalau satu peradaban yang besar tidak terlepas dari temuan-temuan kaum perempuan, merekalah yang meramu obat-obatan, merekalah yang mengurus komunitas, mengurus persalinan, dan atas dasar itu mereka "kaum perempuan" berhak bicara pada apa yang sebenarnya.

Bahwa perempuan harus berani berkata; kami (perempuan) tidak diciptakan dari tulang rusuk kiri laki-laki, tapi laki-lakilah yang lahir dari rahim perempuan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun