Salah satu contoh nyata yaitu bagaimana produk kosmetik Focallure bersama Tasya Farasya bisa laku keras di masyarakat. Focallure mengerti bagaimana seorang Tasya Farasya bisa memberikan engagement yang besar karena target dominannya adalah Gen Z.
Yang terpenting adalah pilihlah seseorang yang tepat daripada mengajak beberapa influencers yang tidak jelas untuk mengendorse produk anda.
3. Â Menjadi jawaban yang mereka inginkan
Supaya bisa engaged dengan Gen Z, anda harus bisa menjadi brand yang mampu menyuarakan keinginan Gen Z. Sebelum memulai, anda harus meriset behavior mereka, apa yang dibutuhkan oleh mereka.
Seperti yang dilakukan Gopay, mereka melakukan kolaborasi dengan XXI untuk memudahkan Gen Z membeli tiket. Gopay sadar kebiasaan Gen Z saat ini ingin serba cepat dan kalau bisa bayar belakangan setelah membeli sesuatu. Maka dari itu, Gopay juga mengaktifkan system paylater. Gopay mampu menjawab kegundahan Gen Z yang konsumtif tetapi dananya kurang.
Anda bisa sekreatif mungkin untuk menarik Gen Z, tetapi selalu ingat 3 tips diatas untuk menjawab keinginan Gen Z. Sangat disayangkan apabila peluang ini tidak dimanfaatkan mengingat Gen Z lebih konsumtif daripada generasi lain.
Mengingat Gen Z umumnya menghabiskan waktu di social media, ajaklah mereka untuk berpartisipasi di social media anda. Sebagai contoh, anda bisa melempar sebuah topic atau challenge yang membuat mereka menjawab atau reshare kepada followersnya. Semakin giat mereka menjalankan, maka semakin besar engagement brand anda.
Untuk mengetahui seberapa besar engagement anda, anda bisa mengecek engagement rate Instagram Profil anda di Analisa.io. Disini, anda akan mengetahui siapa saja dan dari mana saja orang-orang yang engaged terhadap brand maupun produk anda di Instagram.
Angka-angka ini membantu anda memahami siapa saja yang setia terhadap brand anda, dan mungkin akan memberitahu potensial target baru.