Mohon tunggu...
Lutvi AyuWulandari
Lutvi AyuWulandari Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa IAIN Jember (PGMI'19/D4)

Segalanya atas izin Allah Bismillah

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Metode Filsafat (Positivistic, Fenomenologi, dan Kritis)

19 Maret 2020   16:21 Diperbarui: 19 Maret 2020   16:33 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Metode Filsafat (Positivistic, fenomenologi, dan kritis)

Dalam filsafat terdapat beberapa macam metode yang digunakan dalam mencari kebenaran yang sedalam-dalamnya. Yaitu positivistic, fenomenologi dan kritis.

1. Metode Positivistic, positivistic berasal dari kata positivis dalam Bahasa Inggris dan positivikus dalam Bahasa Latin yang berarti meletakkan. August Comte merupakan orang yang mempopulerkan metode ini. Positivisme sendiri muncul untuk menangggapi atau merespon ketidakmampuan filsafat spekulatif dalam menghadapi dan memecahkan masalah yang berhadapan dengan ilmu pengetahuan yang berkembang begitu pesat. 

Metode ini lebih menekankan pada aspek faktual pengetahuan. Jadi apa yang kita selidiki yang dapat kita pelajari adalah hanya berdasarkan fakta-fakta dan data-data yang nyata. Sehingga sesuatu yang bukan fakta atau tidak jelas akan dikesampingkan. Karena metode ini menekankan pada aspek faktual pengetahuan, jadi segala sesuatunya dibuktikan melalui tiga cara. 

Yaitu observasi, eksperimen dan verivikasi. Obeservasi sendiri adalah pengamatan atau peninjauan secara cermat. Yang kedua eksperimen, yaitu melakukan suatu kegiatan untuk membuktikan kebenaran dari sesuatu. Dan yang terakhir verivikasi, yaitu peninjauan tentang suatu kebenaran objek itu sendiri. Jadi dapat disimpulkan bahwa metode positivisme adalah metode yang menekankan pada suatu aspek faktual pengetahuan yang mana segalanya dibuktikan dengan observasi, eksperimen dan verivikasi.

2. Metode yang kedua yaitu Fenomenologi, merupakan jenis penelitian kualitatif yang diaplikasikan untuk mengungkapkan kesamaan makna dari esensi suatu individual dari pengalaman fenomena tersebut. Fenomenologi sendiri berasal dari Bahasa Yunani yaitu fenomenon dan logos. Fenomenon adalh gejala atau segala sesuatu yang telah menampakkan diri sedangkan logos adalah buah pikiran yang diungkapkan melalui perkataan, pertimbangan nalar atau arti. 

Jadi dapat disimpulkan fenomenologi adalah studi tentang ilmu pengetahuan yang memahami suatu objek atau peristiwa dengan mengalaminya secara sadar. Konsep dasar tentang fenomenologi ada enam. Yang pertama fenomena (suatu tampilan objek atau peristiwa) yang kedua adalah kesadaran (pemberian makna yang aktif) yang ketiga intensionalitas (keyakinan bahwa semua tindakan kesadaran manusia mempunyai kualitas) yang keempat konstitusi (proses tampaknya fenomena dalam kesadaran) yang kelima adalah ekosce (menahan diri untuk menilai) dan yang keenam adalah reduksi (kelanjutan dari ekosce). 

Fenomenologi menjelaskan fenomena dan maknanya dengan melakukan wawancara pada sejumlah individu. Fenomenologi berusaha membiarkan realitas mengungkapkan subjeknya secara alami, melalui pertanyaan-pertanyaan subjek dibiarkan menentukan dan menceritakan sejumlah pengalaman-pengalaman yang berkaitan dengan fenomena atau peristiwa yang terjadi.
 
3. Metode Kritis, metode ini merupakan metode yang dipakai oleh Plato dan Sokrates. Metode ini berupa analisa kritis dan pendapat yang diwujudkan dengan cara bertanya, membedakan, dan menolak suatu keyakinan. Sehingga akan ditemukan sebuah keyakinan yang dianggap sesuatu yang lebih baik.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun