Pengaruh “Virtual Reality” terhadap Anak-anak

a.         Virtual rality

Virtual Reality (VR) atau Realias Maya adalah teknologi yang digunakan oleh pengguna untuk berinteraksi dengan lingkungan simulasi komputer baik berdasarkan objek nyata maupun animasi. Secara sederhana, Virtual Reality adalah pemunculan gambar-gambar tiga dimensi yang di bangkitkan komputer, yang terlihat nyata dengan bantuan sejumlah peralatan tertentu. 

Sebagian orang hanya mengetahui virtual reality sebagai alat dari sebuah game dan hanya untuk menonton move melalaui smartphone mereka. Manfaat dari sebuah virtual reality bukan hanya untuk bermain game saja, dalam bidang pendidikan virtual reality juga bermanfaat untuk mempelajari bagian-bagian tubuh dan menjelajahi situs-situs dunia. 

Para pelajar dibawa ke alam virtual reality dengan teknologi  membuat pengguna dapat berinteraksi dengan suatu yang disimulasikan oleh komputer (computer-simulated evnironment). Bukan hanya dalam bidang pendidikan virtual reality dalam bidang medis. Dengan menggabungkan alat alat di dunia nyata dan di dunia virtual terciptalah simulasi pengobatan medis profesional untuk hal yang dilakukan secara langsung.

Dengan berbagai manfaat dari virtual reality orang tua dapat mengarah anak dengan lebih bijak dalam memilih game-game yang mendidik, membangun hubangan sosial anak dengan orang sekelilingnya karena banyak juga game yang ada divirtual reality untuk dewasa 18+. 

Takutnya anak dibawah umur akan membeli game tersebut tanpa memberitau kepada orang tua mereka disini lah peran orang tua memberitau bahwa ada game yang lebih bermanfaat untuk anak di bawah umur. 

Bukan hanya orang tua dalam lingkup sekolah guru-guru juga harus membimbing murid dan harus lebih tau memprogramkan virtual reality dan tau manfaat-manfaat yang baik, agar murid nantinya biasa mengembangakn aplikasa-aplikasai virtual rality. Tidak memanfatkan virtual reality dengan hal yang tidak-tidak. Efek negatif dari virtual relity ialah sebagai berikut: Orang yang menggunakan virtual realityyang terlalau sering mengalami gangguan yang disebut cybersickness

Daftar pustaka

(Haag, Cummings, dan Dawkin, 2000, hal. 294).