Mohon tunggu...
Mohammad Lutfi
Mohammad Lutfi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Tenaga pengajar dan penjual kopi

Saya sebenarnya tukang penjual kopi yang lebih senang mengaduk ketimbang merangkai kata. Menulis adalah keisengan mengisi waktu luang di sela-sela antara kopi dan pelanggan. Entah kopi atau tulisan yang disenangi pelanggan itu tergantung selera, tapi jangan lupa tinggalkan komentar agar kopi dan tulisan tersaji lebih nikmat. Catatannya, jika nikmat tidak usah beri tahu saya tapi sebarkan. Jika kurang beri tahu saya kurangnya dan jangan disebarkan. Salam kopi joss

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Pilihan Bahasa dan Virus Corona

5 April 2020   07:11 Diperbarui: 5 April 2020   07:06 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi komunikasi dua orang | Sumber: wordpress.com

"Dalam membuat pidato seseorang harus mempelajari tiga hal, pertama media membuat ajakan, kedua bahasa dan ketiga pengaturan yang baik dari berbagai bagian pidato." Aristoteles

Secara umum bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan seseorang untuk berinteraksi dengan orang lain. Sebagai alat komunikasi, penutur bahasa menginginkan bahasa yang digunakan untuk berkomunikasi dapat dimengerti oleh lawan tuturnya. 

Untuk itu, penutur harus melihat siapa lawan tutur yang ada di hadapannya, sehingga penutur juga dapat memikirkan bahasa yang baik untuk digunakan.

Penggunaan bahasa oleh penutur dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti penutur, lawan tutur, usia, kelas sosial, pendidikan, situasi  dan media yang digunakan. Faktor yang menentukan bahasa penutur dapat dilihat dalam kehidupan sehari-hari. 

Misalnya, ketika anak berbicara dengan orang tua, akan berbeda saat anak berbica dengan temannya. Dari faktor-faktor itu pula muncul istilah bahasa yang baik, dimana bahasa yang digunakan harus sesuai dengan situasi dan kondisi.

Bahasa sebagai produk budaya akan terus berkembang seiring perkembangan zaman yang disertai perkembangan teknologi dan informasi. Sekait dengan perkembangan tersebut, saat ini berbagai negara termasuk Indonesia sibuk menganggulangi penyebaran virus Corona. 

Virus yang tergolong baru ini menyebabkan munculnya istilah-istilah baru mengenai pandemi virus corona, misalnya lock down dan physical distancing, dan lainnya. Istilah teknis yang mungkin sebagian orang mengerti dan sebagian yang lain tidak.

Masalah lain dari efek virus corona adalah sikap sebagian masyarakat yang masih apatis terhadap pandemi virus corona. Akibatnya, imbauan dari pemerintah kurang begitu diindahkan. 

Masalah ini tidak hanya terjadi di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Semarang, dan kota-kota lain, tetapi di daerah pun seperti itu. Kurangnya literasi informasi kesehatan menjadi salah satu faktor penyebabnya.

Sikap apatis masyarakat ini dapat terjadi karena dua faktor, yaitu karena memang pada dasarnya bersikap acuh tak acuh terhadap imbauan pemerintah atau apatis karena masyarakat tidak memahami  apa yang disampaikan oleh pemerintah. 

Untuk mengatasi masalah tersebut, peran bahasa sangat penting. Pilihan dan gaya bahasa yang tepat akan menunjukkan ikatan emosional dan keakraban antarpenggunanya dan pesan yang disampaikan lebih mudah dimengerti.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun