Narasi toleransi disandarkan kepada hawa nafsu manusia, bebas dalam memaknai toleransi. Sehingga toleransi dimaknai saling menghargai dengan cara mencampuradukkan semua agama/pluralisme. Ini akibat dari sebuah pandangan yang dilandasi pemikiran sekuler yaitu memisahkan agama dari kehidupan. Narasi toleransi telah berhasil menyeret kaum muslim pada pemahaman yang salah, salah kaprah terhadap toleransi.Â
Rencana lainnya untuk mereduksi ajaran Islam atas nama narasi toleransi adalah dengan dialog agama dan dialog peradaban. Ada target di balik program ini. Agenda dialog agama dan peradaban dengan tiga target utama yaitu:
1. Penyamaan agama dan peradaban dalam dialog tanpa pengakuan adanya agama atau peradaban yang lebih unggul dan lebih baik daripada yang lain.
2.Dibatasi hanya sebagai ajang untuk mengetahui pendapat pihak lain, bukan dimaksudkan untuk menyanggah atau membuktikan kesalahannya.
3. Menciptakan suatu peradaban alternatif dengan cara mencari titik temu dan persamaan antara kedua agama dan kedua peradaban.
Karena itu salah kaprah atas makna toleransi di kalangan kaum Muslim harus segera diakhiri. Caranya dengan menyadarkan bahwa narasi toleransi merupakan proyek untuk mendekonstruksi, melumpuhkan dan bahkan melenyapkan ajaran Islam. Maka dialog  beragama atas nama toleransi merupakan bagian dari moderasi beragama.
Istilah toleransi dan radikalisme yang hendak di sematkan pada Islam dan kaum muslim haruslah digali dari teori pengetahuan Islam. Pluralisme adalah paham yang mengakui kebenaran setiap agama.
Islam telah melarang kaum muslim untuk mencampur adukkan kebenaran dan kebatilan.
Islam adalah agama yang toleran dalam arti menghargai keragaman suku,agama dan bahasa.
Penanaman aqidah Islam menjadi hal yang pertama dan utama dalam pendidikan Islam.
Sistem Islam menutup celah masuknya ide pluralisme.
Sekalipun sistem Islam melindungi kebebasan non muslim menjalankan agamanya, namun sistem Islam membuat aturan bahwa semuanya hanya boleh dilakukan di lingkungan dan komunitas mereka sendiri.
Dalam sistem Islam ada sanksi yang tegas bagi pelaku kemurtadan.
Jika dengan edukasi tidak berhasil dan mereka tetap membangkang bertahan dengan kemurtadannya,maka negara menetapkan sanksi Islam untuk orang murtad.Â
By. Tuti Rostika