Mohon tunggu...
Nurfadhilah
Nurfadhilah Mohon Tunggu... Konsultan - Beramal demi ridha Allah
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Seorang ibu rumah tangga dan pemerhati dunia Islam

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Idul Fitri, Ketaatan Sepenuh Hati

12 Mei 2021   16:10 Diperbarui: 12 Mei 2021   16:22 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kisah Untuk Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Ramadhan akan segera berakhir. Idul Fitri akan segera hadir. Seharusnya kita bisa berbahagia. Berkumpul bersama keluarga, orangtua dan saudara. Menyambung tali silaturahmi.

Kita merayakan Idul Fitri, Hari Kemenangan. Menang karena kemampuan dan kemauan kita mengalahkan hawa nafsu.

Manusia yang bebas dari ancaman neraka, yang ketaatannya bertambah dan yang diampuni dosa-dosanya hanyalah mereka yang bertakwa. Inilah buah puasa Ramadhan, sesuai dengan firman-Nya:

Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian berpuasa, sebagaimana puasa itu diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian, agar kalian bertakwa (TQS al-Baqarah [2]: 183).

Kata "taqwa" berasal dari kata "waqa". Artinya, melindungi. Maknanya, melindungi diri dari murka dan azab Allah SWT. Wujudnya dengan menjalankan semua perintah Allah SWT dan menjauhi segala larangan-Nya. Yang halal dilakukan. Yang haram ditinggalkan. Dalam seluruh aspek kehidupan. Tak ada rasa keberatan sedikit pun terhadap aturan Allah dan keputusan Rasulullah saw.

Al-Quran pun banyak mengungkap ciri orang-orang yang bertakwa. Di antaranya sebagaimana dinyatakan dalam QS al-Baqarah ayat 3-5. Demikian juga dalam al-Hadits. Begitu pun yang dinyatakan oleh para Sahabat dan banyak ulama dari generasi salafush-shalih. Karena itu sebagai manusia yang insya Allah lulus dari medan Ramadhan, tak layak kita mengabaikan dan mencampakkan al-Quran.

Dikatakan oleh Anas bin Malik, yang ditulis oleh Imam al-Ghazali, dalam kitab Al-Mursyid al-Amin, halaman 65:
Banyak orang yang membaca al-Quran, tetapi al-Quran justru melaknat dirinya.

Mengapa? Karena mereka mencampakkan al-Quran. Apalagi para penguasa yang diberi kesempatan untuk menerapkan seluruh isi al-Quran, tetapi mereka tidak menerapkan al-Quran, padahal mereka punya kekuasaan. Tanpa berpegang teguh pada al-Quran, negara berantakan. Ini karena hawa nafsu dikedepankan. Ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya dikebelakangkan.

Padahal Islam ya'lu wala yu'la. Islam itu tinggi dan tidak ada yang lebih tinggi dari Islam. Islam diturunkan oleh Zat Yang Mahamulia, melalui malaikat yang paling mulia, Jibril 'alaihissalam, kepada manusia paling mulia, Rasulullah Muhammad saw. Dengan Islam kaum Muslim akan menjadi umat terbaik, khayru ummah. Islam dengan sistemnya, Khilafah, akan mengangkat derajat manusia dari kezaliman, keterpurukan, keterbelakangan, ketertindasan menuju peradaban agung yang diridhai Allah SWT.

Karena itulah Idul Fitri harus menjadi momentum kita semua untuk berubah. Menjadi yang Taat kepada Allah dan Rasul-Nya secara totalitas, tanpa batas.

Akhirnya, mari bergandeng tangan. Eratkan ukhuwah dan kesampingkan perbedaan furu'iyyah. Perjuangkan syariah. Tegakkan sistem hidup berdasarkan al-Quran dan as-Sunnah. Hidup mulia dengan Islam.

Oleh: Ummu Fatih II

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun