Mohon tunggu...
Nurfadhilah
Nurfadhilah Mohon Tunggu... Konsultan - Beramal demi ridha Allah
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Seorang ibu rumah tangga dan pemerhati dunia Islam

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Generasi dalam Jebakan Penjajahan Gaya Baru

14 Maret 2021   06:34 Diperbarui: 14 Maret 2021   06:47 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Generasi muda mempunyai peran penting dalam kelangsungan kehidupan berbangsa. Namun, generasi saat ini sedang di landa liberalisasi, generasi diracuni berbagai virus pemikiran dan budaya barat. Sistem kapitalisme yang menjadi landasan ekonomi bangsa menjadikan bisnis berorientasi pada keuntungan semata. 

Begitupun fitur - fitur gadget dan aplikasi game online yang menjamur konten yang hanya menyuguhkan kesenangan unfaedah. Generasi menjadi pelanggan loyal yang membesarkan keuntungan para kapital, generasi yang berorientasi pada materi semata dan rapuh dari pemahaman Islam.
Badan Pusat Statistik meliris hasil sensus penduduk tahun 2020(SP 2020) jumlah penduduk Indonesia hingga September 2020 tercatat sebanyak 270,20 juta jiwa, bertambah 32,56 juta jiwa dibandingkan sensus penduduk 10 tahun lalu.(kompas.com 23-01-21)

Generasi muda menjadi kekuatan ekonomi dan tulang punggung pembangunan negara. Penduduk saat ini akan mendominasi populasi dalam bonus demografi yang diperkirakan mencapai puncaknya pada tahun 2020-2040. Bonus demografi akan menjadi potensi besar dalam pembangunan. Tentunya bonus demografi tidak diperoleh secara otomatis begitu saja, tetapi harus diupayakan dan diraih dengan arah kebijakan yang tepat, seperti menyiapkan kualitas sumber daya manusia yang akan masuk dalam pelibatan pembangunan. Pembangunan menekankan keterlibatan dari seluruh aktor perubahan selain pemerintah yakni organisasi sosial, swasta, akademik, ormas dll, termasuk generasi muda di dalamnya.

Ada empat indikator moderasi yaitu komitmen kebangsaan, anti kekerasan, akomodatif terhadap kebudayaan lokal dan toleransi. Targetnya adalah dalam rangka mencegah menanggulangi paham radikalisme dan terorisme yang di gadang gadang ancaman bagi bangsa Indonesia. 

Dengan upaya ini diharapkan nuansa keberagamaan generasi muda bisa lebih ramah,santun dan toleran, serta mengedepankan kedamaian, sehingga dengan adanya kedamaian keadilan pembangunan berkelanjutan bisa berjalan dengan generasi milenial ikut terlibat aktif dalam proses moderasi beragama. Moderasi beragama ini telah menjadi bagian tak terpisahkan dari pembangunan bangsa Indonesia.

Kedepan, pembangunan tidak hanya bertumpu pada kemajuan teknologi, infrastruktur, tetapi juga dalam bidang keagamaan yang membawa kesejukan dan kedamaian.Tujuannya mengajak umat beragama memperkokoh keyakinan dan pengetahuan ajaran agamanya, tetapi disertai sikap menghargai dan menghormati agama atau pandangan agama yang berbeda. 

Kemenag, bersama ormas Islam,tokoh agama,lembaga keagamaan dan masyarakat senantiasa bersinergi dalam melakukan pencegahan dan penanggulangan terorisme yang bertentangan dengan prinsip moderasi.  Pelibatan generasi milenial sebagai pelanjut estafet pembangunan negeri ini dalam penguatan moderasi beragama sangat strategis.

Dominasi generasi milenial di era bonus demografi yang terjadi di Indonesia sampai tahun 2035 adalah potensi yang sangat besar kebangkitan Islam. Dengan berbagai kebijakannya telah menyiapkan proyek global untuk menghalangi kebangkitan Islam. Oleh karena itu mereka akan berupaya sekuat tenaga mematikan benih-benih kebangkitan Islam sampai pada generasi muda nya.

Sejak keruntuhan khilafah Islam tahun 1924, mengharuskan kapitalisme sekuler sebagai ideologi yang diterapkan di seluruh dunia, termasuk dunia Islam. Namun, karena kapitalisme sekuler adalah ideologi batil yang bersumber dari pemikiran manusia, timbul kekacauan multidimensi di seluruh dunia.

Di sisi lain, sebagian kaum muslimin yang sadar akan kewajiban menerapkan Islam kaffah berupaya melakukan aktivitas dakwah. Generasi milenial Islam tidak merasakan kehidupan khilafah, namun Al Qur'an dan hadits yang menjadi rujukan akan mendorong generasi milenial untuk ikut berjuang. Disinilah terjadi perebutan pengaruh antara Islam dan barat terhadap pemikiran dan perasaan generasi milenial. 

Dalam arena perang peradaban Islam versus barat,demi memenangkan pertempuran, menggunakan terminologi yang menyesatkan umat, termasuk memberikan definisi yang memihak kepentingan mereka. Mengadu domba umat Islam dengan predikat moderat pada pihak-pihak yang ramah terhadap kepentingan barat. Sebaliknya predikat ekstrimis, radikal dan teroris disandangkan kepada pihak-pihak yang menentang kepentingan dan kebijakan barat.
Ketika moderasi Islam itu diakui bertujuan membendung kebangkitan Islam dan strategi yang dibuat by design, tentunya ada bahaya bagi kaum muslimin di dalamnya yaitu:
1. Membelah persatuan umat.
2. Mengancam akidah Islam.
3. Menciptakan Islamofobia dan menjauhkan umat Islam dari Islam.
4. Menyerang syariat.
5. Mencegah umat dari kebangkitan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun