Mohon tunggu...
Nurfadhilah
Nurfadhilah Mohon Tunggu... Konsultan - Beramal demi ridha Allah
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Seorang ibu rumah tangga dan pemerhati dunia Islam

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Pengkhianatan di Penghujung Ramadan

27 Juni 2018   08:45 Diperbarui: 27 Juni 2018   09:03 427
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keamanan. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Pixelcreatures

"Gerakan Perlawanan Islam Hamas, bersama dengan orang-orang Palestina, dengan keras mengecam kabar bahwa cendekiawan Islam Yahya Khalil Staquf mengunjungi Badan Zionis," tulis Hamas lewat rilis yang diterima CNNIndonesia, Selasa (12/6) (cnnindonesia, 12/6/2018).

Seorang kiayi ulama besar Indonesia bertandang ke negeri teroris, Israel. Sang kiayi menerima undangan untuk memberikan kuliah umum di Universitas Tel Aviv. Hal  ini menimbulkan kekecewaan dan kemarahan. Sebagaimana kita ketahui sampai detik ini, Israel tengah melancarkan serangannya kepada Palestina. 

Pembantaian terhadap penduduk Palestina bukan baru terjadi satu dua hari, tapi sudah berpuluh tahun lamanya. Yang terbaru, netizen berduka karena kisah dokter Razan al Najjar yang meninggal ditembak sniper Israel, ditambah dengan kisah Haitham Abu Shabla yang harus mendapatkan perawatan serius karena tabung gas air mata yang dilempar Israel menembus wajahnya. Masya Allah, innalillahi. Duka mendalam bagi saudara-saudara kami yang berkorban di Palestina.

Tindakan pak kiyai yang justru hadir memenuhi undangan dari negeri yang telah membantai saudara muslim Palestina, sangat menyakitkan hati. Kecaman, kritikan pun bermunculan. Baik dari pihak Hamas yang merasa tindakan sang kiayi sudah menghina pengorbanan rakyat Palestina dan rakyat Indonesia yang mendukung perjuangan Palestina. 

Komunitas Palestina di Indonesia pun mengutuk dan menyesalkan kunjungan Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Watimpres) ini. Mereka bahkan menyebut pernyataan Yahya Staquf bahwa kunjungannya untuk mendukung rakyat Palestina sebagai penyesatan dan manipulasi kata-kata (sindonews.com, 13/6/2018).

Apapun alasan yang beliau sampaikan, kedatangan beliau ke sana justru mengakui eksistensi Israel yang menindas Palestina. Bagaimana bisa seorang ulama yang menjadi orang penting dalam organisasi islam di Indonesia justru bermanis muka, dan berjabat tangan dengan mereka para pembantai saudaranya sendiri. Sementara tangan-tangan mereka masih berlumuran darah saudara muslim Palestina. Banyak orangtua yang kehilangan anaknya, anak yang kehilangan orangtuanya, hidup sebatang kara, tak bisa makan berhari-hari. Sedih tak terperi, sakit hati ini, sungguh pengkhianatan yang menggores luka besar bagi saya, kami, muslim yang tak sudi Palestina tunduk dibawah Yahudi Israel.

Kalaulah menjadikan kisah nabi Musa sebagai dalil, masih harus dikritisi beberapa hal. Nabi Musa mendatangi Fira'un untuk berdakwah, tidak diundang, tidak difasilitasi. Kalaulah dalih membawa pesan perdamaian, demi Palestina, sungguh pak kiyai boleh jadi seorang yang penting di bumi pertiwi dengan jabatannya sebagai Sekjen ormas Islam, dan anggota Dewan Pertimbangan Palestina, tapi organisasi internasional sekelas PBB saja tidak didengar oleh Israel. Lebih dari 33 resolusi PBB diacuhkan oleh Israel, apalagi sekedar diplomasi.

Mungkin kita harus kembali mentafakkuri firman Allah,

"Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan pernah ridho kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)". Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu." (QS. Al-Baqarah: 120)
Sepemahaman saya, yang hanya sedikit mengetahui tentang bahasa Arab, kata "lan" memiliki makna tidak akan pernah sampai kapan pun, bahkan sampai kiamat. Walau sekaliber ustadz, kiyai, orang sholeh sedunia yang datang untuk berdiplomasi, Yahudi tak akan pernah ridho sampai kita mau mengikuti apa yang mereka inginkan.

"Partisipasi pada konferensi ini di Yerusalem yang diduduki adalah pengkhianatan terhadap agama, al-Aqsha dan kebangkitan, rakyat Palestina, dan negara-negara Arab dan Islam. Pemerintah Indonesia dan pejabat pro-Palestina Indonesia dan rakyat Indonesia untuk meminta pertanggungjawaban mereka yang menjual diri mereka kepada 'setan' dan ingin menjadi instrumen di tangan Zionis dan Israel", ungkap juru bicara Fatah Osama al-Qawasmi dalam sebuah pernyataan, dilaporkan Palestinow, Selasa (12/6).

Kalaulah kita belum bisa memberikan perdamaian hakiki di bumi Palestina, semoga kita tidak menjadi pengkhianat yang membuat luka baru bagi saudara kita di Palestina.

Wallahu a'lam bish shawab

Oleh : Fatimah Azzahra, S.Pd

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun