Mengerikan. Mungkin satu kata itu mewakili fenomena sadis yang terjadi saat ini. Berita Ibu menganiaya anak kandungnya sendiri bukan pertama kali terjadi. Yang terbaru, diberitakan di Karawang, seorang ibu berinisial S tega menganiaya bayinya yang berumur 15 bulan, selama 2 bulan terakhir. Sampai akhirnya sang bayi meninggal setelah sempat koma selama belasan hari.Â
Alasan penganiayaan tak lepas dari faktor ekonomi. Karena himpitan ekonomi, bayi yang tak berdosa jadi objek pelampiasan kekesalan ibunya. Penyesalan tiada guna, kini sang bayi telah tiada. Kalau diingat kembali betapa berat ketika mengandung selama 9 bulan. Belum lagi sakitnya saat melahirkan. Ditambah dengan menyusui sang buah hati. Sudah panjang perjuangan sang ibu, tapi kekesalan dan himpitan ekonomi membutakan matanya sehingga ringan tangan menganiaya bayinya sendiri.
Parenting pun menjadi salah satu jawaban atas permasalahan ini. Tapi, teori yang hadir tanpa ada landasan keimanan hanya akan menjadi sebatas teori belaka. Mungkin saja ia hafal, tapi tak kunjung dilaksanakan.Â
Pondasi awal yang harus dibenahi agar tak terjadi kembali kasus yang serupa adalah benahi aqidah, keimanan. Benahi aqidah kita, keimanan kita, dengan rajin mengikuti kajian islam. Lanjutkan kajian dengan menstandarkan semua perbuatan kita dengan Islam. Yakinlah Islam hadir sebagai solusi semua permasalahan hidup kita. Maka, selalu cari solusi Islam atas semua permasalahan kita, dan Allah pun akan ridho terhadap kita. Masyarakat pun diminta ambil bagian untuk saling mengingatkan dalam kebaikan. Dan peran besar pemerintah dalam hal ini pun tak bisa dihilangkan. Pemerintah berkewajiban menjamin keimanan rakyatnya, menjamin terpenuhinya kebutuhan dasar dan pokok rakyatnya. Sehingga para ibu bisa tetap dalam kondisi waras dalam menjalankan kewajibannya. Semua ini akan menjadi solusi sistemik, ketika Islam kaffah diterapkan sebagai sistem kehidupan.
Wallahu a'lam bish shawab
by. Fatimah Azzahra, S.Pd