Mohon tunggu...
Nurfadhilah
Nurfadhilah Mohon Tunggu... Konsultan - Beramal demi ridha Allah
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Seorang ibu rumah tangga dan pemerhati dunia Islam

Selanjutnya

Tutup

Politik

Sikap Seharusnya Penguasa Muslim dalam Konflik Palestina

7 Januari 2018   19:39 Diperbarui: 7 Januari 2018   19:43 689
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pengakuan Donald Trump atas Yerusalem sebagai ibu kota Israel yang diikuti dengan rencana pemindahan Kedubes AS dari Tel Aviv ke Yerusalem mengundang reaksi keras umat Islam di seluruh dunia. Mereka menolak Yerusalem dijadikan sebagai ibu kota negara penjajah yang telah membunuh banyak rakyat Palestina. Kemarahan kaum Muslim ini tidak ditanggapi oleh Trump. Bahkan, AS semakin arogan dengan mengancam akan menghentikan bantuan kepada negara-negara yang tidak mendukung langkahnya itu di PBB.

Berbeda dengan sikap umat Islam, para pemimpin negeri-negeri Muslim menunjukkan sikap sebaliknya. Sebelum Trump menyatakan pengakuan Yerusalem sebagai ibu kota negara Yahudi, ternyata Trump telah melakukan komunikasi dengan beberapa penguasa Muslim tentang Al-Quds dan Al-Aqsha. Sebut saja Salman, Abbas, Abdullah, as-Sisi, dan Muhammad VI. Para penguasa ini alih-alih menentang Trump, mereka justru diam seribu bahasa, mendukung apa yang dilakukan oleh tuan mereka.

Apa yang dilakukan oleh para penguasa Muslim jelas bertentangan dengan firman Allah SWT, "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian menjadikan orang-orang Yahudi dan Nasrani sebagai pemimpin kalian. Sebagian mereka adalah pemimpin bagi sebagian yang lain. Siapa saja diantara kalian yang menjadikan mereka sebagai pemimpin, sungguh dia termasuk golongan mereka.  Sungguh, Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang zalim." (TQS.al-Maidah 5 : 51)

Diamnya para penguasa negeri-negeri Muslim saat ini terhadap pendudukan Yahudi atas sebagian besar tanah Palestina merupakan bentuk kejahatan yang serius dan besar, serta pengkhianatan kepada Allah SWT, Rasul-Nya, dan kaum Muslim. Seharusnya sikap yang mereka lakukan adalah :

Pertama, menolak tegas klaim Presiden AS Donald Trump bahwa Yerusalem adalah ibu kota Israel karena klaim itu makin menguatkan cengkeraman penjajah Israel atas Palestina. Bahkan, para penguasa Muslim juga harus menolak mengakui Tel Aviv sebagai ibu kota Israel karena hal itu berarti mengakui keberadaan negara Israel yang dibangun di atas tanah rampasan, yaitu tanah Palestina.

Kedua, memutuskan segala hubungan diplomatik dan hubungan internasional dengan Israel dan negara-negara pendukungnya sebagai bentuk sikap tegas kaum Muslim di hadapan negara-negara kafir penjajah.

Ketiga, tidak terlibat dalam forum-forum internasional yang diadakan untuk membahas permasalahan Palestina. Keberadaan forum-forum ini hanyalah upaya untuk meredam kemarahan kaum Muslim sehingga tidak menjadi gerakan yang besar yang dapat membahayakan hegemoni negara kafir penjajah. Selain itu, forum tersebut hanya memberikan solusi semu bagi masalah Palestina, yaitu solusi dua negara, yang berarti pengakuan terhadap keberadaan Israel.

Keempat, memerangi entitas Yahudi dan negara-negara pendukungnya, terutama AS dan Barat dengan menggerakkan militer kaum Muslim. Allah SWT berfirman, "Perangilah mereka niscaya Allah akan menghancurkan mereka dengan (perantaraan) tangan-tangan kalian, menghinakan mereka serta akan menolong kalian atas mereka sekaligus melegakan hati kaum Mukmin." (TQS.at-Taubah 9 : 14)

Kelima, menyatukan negeri-negeri Muslim dalam satu kepemimpinan sehingga menjadi negara adidaya yang berlandaskan aqidah Islam. Yang akan sanggup menghancurkan kekuatan Israel dan negara-negara pendukungnya.

By. Tsania Tsabita

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun