Mohon tunggu...
luqman hakim
luqman hakim Mohon Tunggu... Freelancer - Be Better

Be Better

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ikut Organisasi Kemahasiswaan? Cek Fakta Ini

8 Juni 2020   07:05 Diperbarui: 8 Juni 2020   07:18 729
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Kegiatan berorganisasi lekat terlihat dilakukan oleh kalangan mahasiswa. Organisasi kemahasiswa di kampus-kampus umumnya adalah Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM), Himpunan Mahasiswa, dan Unit Kegiatan Mahasiswa. Berbagai organisasi tersebut memiliki berbagai kegiatan untuk meningkatkan kualitas maupun kuantitas mahasiswa yang ikut serta di dalamnya.

Belakangan diketahui bahwa minat mahasiswa berorganisasi semakin berkurang disebabkan oleh berbagai hal seperti pengaruh keluarga yang tidak memperbolehkan, pengaruh teman, dan perilaku keseharian cenderung terlena dengan berbagai perangkat teknologi. Tidak sedikit juga yang terus konsisten sejak awal mengikuti organisasi dan terus berada di dalamnya hingga regenerasi terbentuk.

Faktor-faktor yang memengaruhi minat berorganisasi umumnyaada dua yaitu internal dan eksternal. Faktor internal berasal dari diri mahasiswa dalam menanggapi dinamika hidup termasuk pilihan untuk berorganisasi. Faktor internal juga dapat dikategorikan sebagai pendorong dan penghambat.

Faktor pendorong misalnya keinginan untuk mengembangkan diri dan faktor penghambat ada dari diri sendiri dan orang tua. Keinginan untuk mengembangkan diri dilatarbelakangi oleh kesadaran bahwa skill atau kemampuan sangat sulit jika hanya mengandalkan dari materi dan praktik di kelas. Perlu kegiatan luar kelas yang dapat menambah kemampuan diri (softskil).

Kemampuan yang dapat diarih dari berorganisasi antara lain kepemimpinan (leadership), public speaking, manajemen waktu, jaringan/relasi, dan social skill. Kemampuan tersebut diraih secara langsung maupun tidak langsung dari kegiatan-kegiatan yang rutin diikuti secara harian, mingguan, bulanan, hingga tahunan di dalam suatu organisasi. Intinya adalah konsisten untuk terus aktif dan berkontribusi.

Faktor internal penghambat minat berorganisasi dari diri sendiri adalah kepribadian yang cenderung tertutup dan tidak menyenangi berada dalam keramaiana atau bahkan terlihat oleh orang lain. Kepribadian semacam ini dapat menghambat kinerja ketika berorganisasi padahal tujuan berorganisasi salah satunya adalah show up atau tampil di depan umum dengan baik. Penghambat yang kedua adalah larangan dari orang tua yang mengkhawatirkan anaknya ikut serta dalam organisasi karena kondisi fisik anak, letak kampus-rumah, dan membantu ekonomi keluarga dengan bekerja sampingan.

Faktor eksternal yang mempengaruhi minat berorganisasi mahasiswa berasal dari luar diri mahasiswa. Faktor eksternal dapat dikategorikan juga menjadi pendorong dan penghambat. Faktor pendorong minat mahasiswa dalam berorganisasi adalah pertemanan, kemampuan organisasi menarik minat peserta, dan pembukaan ruang oleh kampus.

Faktor pertemanan dapat menarik seseorang ke dalam organisasi karena persamaan persepsi dan minat sehingga secara sadar bersama-sama untuk terlibat aktif dalam sutau organisasi. Kemampuan organisasi mempromosikan diri sebagai organisasi sarat manfaat juga dapat meningkatkan minat mahasiswa dalam berorganisasi. Berbagai macam strategi diungkap dengan menunjukkan berbagai prestasi, karya, dan orang-orang yang berhasil setelah mengikuti oganisasi tersebut.

Faktor pendorong terakhir adalah ruang yang diberikan oleh kampus sangat luas dan berbagai macam minat dan bakat tersedia sehingga mahasiswa tidak kesulitan dalam mengikuti organisasi. Tidak hanya dari segi jumlah organisasi yang dapat diikuti, tetapi juga dukungan moral dan pendanaan yang mumpuni sehingga semakin banyak output dihasilkan.

Faktor eksternal penghambat minat berorganisasi antara lain lingkungan sepermainan, organisasi tidak mampu menarik minat, dan penutupan ruang oleh kampus. Lingkungan sepermainan dapat saja mengarah kepada hedonisme dan berfoya-foya semata sehingga tidak ada waktu untuk mengembangkan diri. Organisasi cenderung kolot dan tidak memperbaharui sistem rekrutmen peserta sesuai perkembangan zaman.

Terakhir adalah penutupan ruang organisasi oleh kampus dengan berbagai macam cara seperti isu mahasiswa harus lulus cepat dengan IPK terbaik, dana pengembangan tidak dialokasikan dengan wajar, dan pengekangan lainnya terhadap organisasi kampus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun