Mohon tunggu...
Luppi Paujiah
Luppi Paujiah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Melukis

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Ontologi, Epistemologi, dan Aksiologi Pengetahuan Agama

28 November 2022   14:10 Diperbarui: 6 Januari 2023   19:22 1907
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ontologi Pengetahuan Agama

Ontologi adalah suatu Ilmu pengetahuan tentang wujud asli atau hakikat yang ada (being). Dengan kata lain ontologi adalah suatu ilmu yang berwujud (yang ada) dengan berdasar pada logika baik yang bersifat fisik maupun metafisik.

Berdasarkan pengertian ontologi di atas, filsafat ilmu dalam pengetahuan agama sudah bisa diformulasikan. Pertamanya adalah identifikasi posisi ontologi, epsitemologi, dan aksiologi dari konsep pengetahuan agama. Caranya, dengan mendudukan kedua konsep tersebut pada posisi yang sebanding. Hal ini dilakuakan melalui pertayaan bahwa atas dasar apa filsafat ilmu bisa dihubungkan dengan pengetahuan agama? Jawabanya adalah, sejauh pengetahuan agama merupakan sebuah pengetahuan yang berkembang dalam kehidupan masyarakat, maka filsafat ilmu bisa dihubungkan dengan pengetahuan tersebut. Jawaban ini, konsisten dengan definisi filsafat ilmu dan prinsip metodologis.

Dan apakah agama itu? Apa yang Anda maksud dengan istilah "Tuhan"? Apa bukti-bukti tentang adanya Tuhan? Bagaimana cara kita mengetahui adanya Tuhan? Apa makna "eksistensi" bila istilah ini dipergunakan dalam hubungannya dengan Tuhan? Dalam hal ini mau tidak mau kita harus menaruh perhatian kepada makna istilah-istilah yang dipergunakan, ketentuan di antara kepercayaan-kepercayaan, bahan-bahan bukti kepercayaan, dan hubungan antara kepercayaan agama dengan kepercayaan-kepercayaan lain.

Ontologi pengetahuan agama terdiri dari dua komponen yakni fisik berupa realitas multikultural (khususnya di Indonesia) dan metafisik berupa keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa hubungan antara kedua kompenen ini bisa terpahami lebih jelas bila menggunakan pendekatan ontologi realisme kritis. Maka dapat disimpulkan bahwasaanya ontologi pengetahuan agama adalah sisitem atau kepercayaan kepada Tuhan dengan ajaran kebaktian dan kewajiban-kewajiaban yang harus bertalian dengan kepercayaan tersebut.

Sebagian orang apabila ditanya tentang Agama maka jawabannya adalah pegangan hidup yang dianutnya yang memberi kedamaian. Objeknya adalah hubungan manusia dengan Tuhannya.

Epistemologi Pengetahuan Agama

www.maxpixel.net
www.maxpixel.net
Epistemologi adalah suatu pemikiran tentang bagaimana suatu pengetahuan manusia diperoleh, apakah dari akal pikiran (aliran rasionalisme), dari pengalaman panca indera (aliran empirisme), dari ide-ide (aliran idealisme), atau dari Tuhan (aliran reologisme), termasuk juga pemikiran tentang validitas pengetahuan manusia, artinya sampai dimana kebenaran pengetahuan kita.

Epistemologi filsafat ilmu pengetahuan Agama menurut Muhsin Labib adalah persepsi manusia atas wahyu. Wahyu bukanlah informasi melainkan realitas. Wahyu itu trasenden yang sakral, abadi, dan suci. Wahyu juga merupakan ilmu tuhan atau juga bisa di pahami sebagai dzat Tuhan itu sendiri. Dalam hal ini agama dipersepsi sebagai info, maka agama bisa dimaknai sebagai produk budaya. Maka apa yang kita pahami berbeda dengan realitas itu sendiri. Karena itu perlu adanya kenabian untuk mensterilkan posisi wahyu, karena yang kita terima hanyalah persepsi atau penafsiran atas wahyu. 

Agama yang mutlak pasti memiliki pasangannya, yaitu agama yang relatif yang dimana membuka ruang dialog. Sebab itu logika merupakan parameter untuk mengukur yang disanalah terjadi titik temu. Kalau tidak pakai logika, maka peradaban ini bisa runtuh. Oleh karena itu setiap orang harus tunduk pada kesepakatan, yang manakah mayor, yang mana monitor, dan yang mana konklusi. Jika tidak, lebih jauh lagi bisa tidak ada hukum, tidak ada konstitusi dan tidak ada undang-undang.

Epistemologi pengetahuan Agama terbentuk dari:

  • Berawal dari wahyu yaitu ijtihad para ulama. Karena kebanyakan orang dalam memahami agama bukanlah wahyu itu sendiri, melainkan pemahaman atas wahyu. Padahal yang dimaksud adalah mengikuti Al-qur'an dan sunnah sesuai persepsinya masing-masing. Sehingga persepsi inilah yang tanpa sadar orang-orang hilangkan seperti mengklaim sebagai Nabi.
  • Dari ajaran-ajaran Agama tersebut yaitu dari Kitab suci dan Hadist
  • Kitab Suci yaitu Al-Qur'an, Hadist, Ijma, Qiyas.

Aksiologi Pengetahuan Agama
facty.com
facty.com
Aksiologi adalah teori tentang hakikat nilai (value), yakni kajian tentang benar-salahnya (logika) baik-tidak baiknya (etika), atau indah-tidak indahnya (estetika) hasil dari ilmu pengetahuan tersebut dalam kehidupan manusia. Adapun aksiologi pengetahuan agama adalah mengatur hubungan manusia dengan Tuhannya, mengatur manusia bagaimana manusia mengatur alam, dan norma-norma. Adapun agama itu membahas yang logis dan  empiris.

Filsafat seyoginya dapat membantu manusia untuk membangun keyakinan keagamaan atas dasar yang matang secara intelekektual. Dengan pemahaman yang mendalam dan dengan daya nalar yang tajam, maka akan sampailah kepada kekuasaan yang mutlak, yaitu Tuhan. Maka dengan filsafat, nash atau ajaran -ajaran agama dapat dijadikan sebagai bukti untuk membenarkan akal atau dapat dijadikan alat untuk membenarkan nash atau ketentuan agama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun