Mohon tunggu...
Luna Septalisa
Luna Septalisa Mohon Tunggu... Pembelajar Seumur Hidup

Nomine Best in Opinion 2021 dan 2022 | Penulis amatir yang tertarik pada isu sosial-budaya, lingkungan dan gender | Kontak : lunaseptalisa5@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Di Balik Trend Paylater, Ada Kesehatan Finansial yang Dipertaruhkan

16 Mei 2025   11:34 Diperbarui: 17 Mei 2025   07:26 431
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Paylater. (Shutterstock via Kompas.com)

Perkembangan digitalisasi di sektor jasa keuangan turut memudahkan masyarakat dalam mengakses pinjaman atau kredit secara cepat dan fleksibel. Layanan buy now pay later (BNPL) atau biasa disebut paylater hadir sebagai solusi yang lebih praktis daripada kartu kredit.

Jika permohonan pembuatan kartu kredit membutuhkan syarat administrasi yang lebih rumit, pembuatan paylater biasanya cukup bermodalkan KTP dan foto selfie sambil memegang KTP. Belum lagi, pihak perbankan biasanya akan melakukan screening dan analisis apakah permohonan kartu kredit ini bisa diterima atau ditolak.

Meski kini sudah banyak bank yang menyediakan layanan paylater selain kartu kredit konvensional, layanan ini juga tersedia di lembaga lain selain bank, seperti multifinance, e-commerce dan perusahaan fintech (financial technology).

Selain lebih sederhana, paylater juga menghadirkan kemudahan yang tidak dimiliki oleh kartu kredit konvensional seperti tenor yang fleksibel, terintegrasi dengan platform e-commerce atau aplikasi daring lainnya, dan lebih inklusif sehingga memudahkan masyarakat yang tidak memiliki rekening bank (unbanked) untuk memperoleh pinjaman. Berkat kemudahan inilah, paylater juga menarik minat anak muda, seperti kalangan milenial dan Gen Z.

Tekanan sosial yang diperkuat dengan algoritma seringkali mempengaruhi anak muda untuk lebih impulsif dan materialistis.

Hanya karena banyak orang pakai smartphone merek A, beli kopi susu kekinian merek B, atau liburan seru ke tempat wisata yang lagi viral, seolah jadi wajib hukumnya untuk ikut trend seperti yang mereka lakukan.

ilustrasi Buy Now Pay Later atau Paylater-diunduh dari Dipo Star Finance (16/5/2025 pukul 11.06 WIB) 
ilustrasi Buy Now Pay Later atau Paylater-diunduh dari Dipo Star Finance (16/5/2025 pukul 11.06 WIB) 

Gaji pas-pasan, gaya sosialita. Akhirnya paylater jadi jalan keluar.

Namun, di tengah kondisi ekonomi yang tidak stabil, harga-harga kebutuhan hidup mahal dan tingginya angka PHK, kadang paylater juga (terpaksa) dipakai untuk membiayai kebutuhan sehari-hari.

Trend Penggunaan Paylater 

Dilansir dari Goodstat, jumlah pengguna paylater di Indonesia terus menunjukkan trend peningkatan dalam kurun waktu 2019-2023 dengan rata-rata kenaikan mencapai 144,35% per tahun. Jumlahnya meningkat pesat dari hanya 4,63 juta kontrak pembiayaan pada tahun 2019 menjadi 79,92 juta kontrak pembiayaan pada tahun 2023. Nilai tersebut diproyeksikan akan terus tumbuh, seiring dengan meningkatnya permintaan terhadap layanan paylater.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun