Mohon tunggu...
Ida Lumangge S
Ida Lumangge S Mohon Tunggu... Buruh - IRT

Pemain!, Karena tak seorangpun dalam hidup ini yang jadi penonton.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Jangan Malu, Suarakanlah!

2 Desember 2018   19:05 Diperbarui: 2 Desember 2018   19:15 347
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Berbicara tentang pelecehan seksual, maka sudah sangat pasti yang menjadi korbannya adalah perempuan. Mahluk ciptaan Tuhan yang selalu di anggap lemah oleh kaum adam ini memang seringkali tak berdaya ketika mengalami pelecehan. Ada beberapa alasan mengapa kami (perempuan) seringkali tidak berani menyuarakan ketika pelecehan itu menimpa kami.

1. Takut disalahkan : Kebanyakan perempuan yang mengalami pelecehan justru disalahkan oleh orang - orang disekitarnya. " Makanya jadi perempuan itu di rumah saja jangan panjang kaki ". Perkataan tersebut masih sering diucapkan para orang tua ketika anak perempuannya keluar rumah. Apalagi jika pulangnya agak malam. 

2. Takut tidak dipercayai : Mengalami pelecehan seksual dalam kategori ringan seperti misalnya perkataan - perkataan jorok, diraba, diintip atau bokongnya dicolek seringkali malah tidak dianggap sebagai pelecehan. Karena hal itu tidak bisa kita buktikan.

3. Malu : Perempuan yang mengalami pelecehan seringkali malu untuk bersuara ataupun malu stigma buruk yang akan melekat pada dirinya sebagai korban pelecehan. Jadinya mereka memendamnya. Bahkan bercerita kepada orang tua pun mereka merasa malu.

Ketiga alasan diatas hanyalah secuil dari banyaknya alasan yang mendasari sehingga korban pelecehan seringkali memilih menutupinya. Sebagai seseorang yang pernah mengalami pelecehan, aku mengerti bagaimana perasaan mereka. Namun aku menghadapinya dengan keberanian, walau konsekuensi yang harus kuterima harus pindah kos dan harus diragukan kebenaran ceritaku oleh satpam kompleks. 

Kejadian itu berawal ketika aku kos di sebuah rumah yang memang untuk kos pria dan wanita. Saat itu yang tersedia hanyalah kamar yang kamar mandinya di luar. Dua minggu berada disana tak ada hal - hal yang mencurigakan. Namun ada sebuah kamar di depan yang penghuninya jarang terlihat pulang. Belakangan saya ketahui bahwa yang menyewa disitu adalah seorang pekerja kapal yang sesekali pulang. Suatu waktu saat aku pulang kantor, rumah kos terlihat sepi. Para penghuni belum pulang rumah sepertinya. 

Setelah meletakkan tas kerja saya langsung menuju kamar mandi. Ketika sedang asyik mandi saya mendengar langkah kaki menuju kamar mandi sebelah sesudah itu diam. Dan alangkah terkejutnya saya ketika melihat ke atas seorang pria mengintipku mandi dari kamar mandi sebelah. Kebetulan kedua kamar mandi itu tembok pembatasnya tidak sampai plafon. Aku sontak berteriak dan segera meraih handuk. 

Pria itu malah tersenyum dan pergi dengan wajah bejatnya. Aku takut dan menyandarkan tubuhku di pintu kamar mandi. Aku tidak keluar kamar mandi hingga aku yakin suara penghuni perempuan masuk rumah. Aku bergegas dan berganti baju, lalu kemudian melaporkan kejadian itu ke sahabatku yang kebetulan rumahnya berada satu kompleks. Oleh mereka dilaporkanlah ke ibu kos, dan ibu kos memanggil pria itu serta memanggil satpam kompleks sebagai saksi. Saat ditanyai pria itu malahan berkata " Mana mungkin aku mengintip perempuan seperti dia, sementara diluar sana ada banyak wanita cantik yang bisa kubeli". 

Aku geram dang ingin rasanya meninju pria itu. Satpam kompleks juga mengatakan bahwa pria tersebut adalah pria yang baik. Terbukti setiap kali dia turun dari kapal, dia selalu nongkrong di pos dan membelikan kami minuman. Aku terpojok, namun sahabatku itu menyemangatiku dan menyuruhku untuk segera meninggalkan rumah kos tersebut. 

Seminggu aku berada di rumahnya sebelum akhirnya menemukan rumah kos yang nyaman.  Aku memang diragukan oleh sebagian mereka, namun akan selalu ada yang mendukung ketika kita dalam keberanian. ( Terimakasih ku untuk Mbak Yuni dan Mas Agus atas dukungannya)

Jadi untuk perempuan yang pernah mengalami hal yang sama, janganlah kamu takut atau malu dengan kejadian itu. Karena kamu adalah korban bukan orang yang patut disalahkan. Dan berikut ini adalah saran dari saya agar kita bisa mengantisipasi terjadinya pelecehan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun