Mohon tunggu...
Luluk ilmu karomah
Luluk ilmu karomah Mohon Tunggu... Freelancer - mahasiswi

mahasiswi

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Bagaimana Perennialisme dalam Dunia Pendidikan?

22 Mei 2020   12:45 Diperbarui: 22 Mei 2020   12:42 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Hello para reader Assalamualaikum wr. wb.
Ramadhan sudah masuk ke hari hari terakhir mari kita memperbanyak ibadah. Menambah ilmu juga termasuk ibadah maka simak baik baik yaa pembahasan minggu ini. Kali ini saya akan membahas tentang 'Perennialisme'

A. Pengertian

Perennialisme gabungan dari 2 kata, yaitu Peren yang artinya abadi, kekal dan isme sendiri adalah aliran. Jadi perennialisme adalah salah satu aliran filsafat yang mempercayai adanya nilai nilai dan norma norma abadi yang berakar dari kebudayaan. Sehingga,dalam dunia pendidikan perennialisme ini memandang bahwa pendidikan harus berdasar pada kebudayaan lama karena aliran ini khawatir adanya kebudayaan baru/ modern ini dapaf mengabitkan sebuah krisis dalam sgala bidang.

Hal-hal yang menjadi pembeda aliran perennialisme dengan aliran lain adalah :

1. Penganut prinsip regresif, yang artinya kembali pada nilai-nilai dan prinsip dasar pada masa Yunani Kuno atau abad pertengahan

2. Tujuan menurut aliran ini adalah kandungan dari realita

3. Perennialisme percaya bahwa belajar adalah bentuk dari disiplin mental

4. Kekayaan tertingg dianggap berada di balik alam.

Aliran ini bertentangan dengan aliran progresivisme yang mengajarkan adanya perubahan kearah yang lebih maju.

B. Tokoh

1.Robert Mainar Husein (Lahir 17-01-1899)
    Menurut robert tujuan pendidikan itu harus mengembangkan kekuatan pikiran dan menimbulkan kecerdasan. Hal itu bisa didapat dengan cara membaca buku dan diskusi tentang ilmu. Kedua kegiatan tersebut secara tidak langsung membuat kita berpikir kritis dan akan menimbulkan pengetahuan baru.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun