Mohon tunggu...
Lukman Hakim
Lukman Hakim Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - Berbagi itu indah

Mahasiswa Ilmu Al-Quran dan Tafsir STAI Al Fithrah Sby

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Memahami Kasih Sayang Allah di Balik Setiap Bencana

26 Januari 2021   16:00 Diperbarui: 26 Januari 2021   16:15 888
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Prajurit Korps Marinir TNI Al-Pasmar 1 Jakarta Membawa Perahu Karet| Sumber Gambar: Bisnis.com 

Di awal bulan (Januari) 2021 ini, kita telah dihadapkan dengan bencana alam seperti banjir, longsor, gunung meletus serta bencana-bencana lainnya yang terjadi di beberapa wilayah Indonesia. Dwikorta Karnawati, Kepala Badan Meterologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan bahwa potensi multi risiko bencana akan meningkat. Ia menjelaskan bahwa meningkatnya bencana akan terjadi terlebih pada bulan Januari, Februari dan Maret.

Dalam Al-Qur’an hal ini adalah ketetapan Allah swt (sunnatullah) untuk menguji hamba-Nya, sebagaimana firman-Nya dalam Q.S. al-Baqarah ayat 155 “Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan…” (Q.S al-Baqarah [2]: 155-156).

Namun, di balik itu semua terkadang kita sulit untuk mengambil hikmah dari apa yang kita lihat bahwa terjadinya bencana atau musibah adalah bentuk kasih sayang Allah swt pada hamba-Nya. Syaikh Abdul Qadir al-Jailani r.a berkata:

يا بني المصيبة ما جاءت لتهلك وإنما جاءت لتمتحن صبرك وإيمانك

“Wahai anakku, musibah tidaklah datang untuk merusak tetapi ia datang untuk menguji kesabaran dan keimananmu”

Wasiat ini sangat penting dan perlu diingat selalu. Sebab selain Allah swt menurunkan bencana pada manusia maka, dibalik itu juga terdapat kekuasaan Allah untuk menguji kesabaran hamba-Nya agar seorang hamba memiliki keimanan dan ketakwaan yang kokoh. Dalam kitab “Adab al-Syari’ah”, Imam Ibnu Muflih juga mengatakan:

وعلم أنه لولا المصائب لبطر العبد وبغى وطغى فيحميه بها من ذلك ويطهره مما فيه فسبحان من يرحم ببلائه ويبتلي بنعمائه

“Seandainya tidak ada musibah, maka seorang hamba akan menjadi sombong dan melampaui batas. Oleh sebab itu adanya musibah akan menjaga seorang hamba dari sifat-sifat tersebut, dan mensucikan dari apa-apa yang terdapat dalam dirnya. Maha Suci dzat (Allah) yang Maha memberi kasih sayang dengan cobaan serta memberi cobaan dengan nikmat-nikmat-Nya”

Selain bencana sebagai ujian dari Allah agar diketahui siapa yang kokoh imannya, maka ia juga sebagai peringatan dari Allah kepada hamba-Nya agar tidak keterlaluan dalam mencintai duniawi yang dapat menimbulkan penyakit hati seperti sombong, iri, dengki dan lain sebagainya.

Terlapas dari itu semua Allah juga menjelaskan bahwa bencana adalah akibat dari perbuatan manusia seperti firman-Nya dalam Q.S. al-Ruum ayat 41 “Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan perbuatan tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka agar mereka kembali ke jalan yang benar” (Q.S. al-Ruum [30]: 41).

Maksud dari perbuatan manusia di sini ialah datangnya bencana karena disebabkan kemaksiatan dan dosa-dosa yang dilakukan oleh manusia baik itu perbuatan kufur, dzalim, melanggar larangan Allah, mempermainkan agama serta jarang atau bahkan tidak sama sekali mendekatkan diri kepada Allah. Sehingga, Allah datangkan kepada manusia agar mereka juga merasakan balasan amal perbuatan jelek mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun