Mohon tunggu...
Lukas SungkowoJoko Utomo
Lukas SungkowoJoko Utomo Mohon Tunggu... Guru - Guru dan Penulis buku

Katekis

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Meneladan Yesus yang Visioner

25 April 2021   07:35 Diperbarui: 25 April 2021   07:41 423
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Sebuah refleksi dan perjalanan iman menjadi murid Yesus

 

Secara sederhana, visi dapat diartikan menjadi To Be=menjadi. Visi adalah mimpi tentang diri kita, keluarga kita, institusi kita yang akan bisa kita raih di masa yang akan datang.  Visi akan menjadi hidup jika kita menghidupinya.  Jika setiap tarikan nafas kita tersembul semangat untuk mengimplementasikan visi yang telah kita susun dan miliki.  Dari situ kita akan menemukan makna hidup yang sesungguhnya.  Yesus datang dengan visi yang menghidupkan karena Yesus sungguh menghidupi visi-Nya.  Segala ucapan dan tindakan semua terarah pada visi yang telah dicanangkan-Nya, sekalipun untuk merealisasikan visi tersebut, banyak rintangan dan tantangan yang harus dilalui, dan berpuncak pada sengsara, wafat dan kebangkitanNya.  Namun segala resiko yang Yesus tanggung dalam meraih visi, membuat hidup-Nya sungguh "hidup" dan membawa kebaikan bagi manusia. Dalam hidup ini, kita memang harus sungguh hidup bukan sekedar numpang bernafas untuk hidup.  Mari kita belajar dari Yesus, Sang Guru Kita!

VISI YESUS

Visi Yesus ternyata sangat sederhana: "Menyampaikan kabar baik bagi semua orang" (Lukas 4: 18).  Dengan visi tersebut, Yesus ingin bahwa kehadiranNya "menjadi" kabar baik bagi manusia.  Dia berucap, bertindak dan berkarya dengan sepenuh hati dan dengan kekuatan yang dimiliki agar visi-Nya "Menjadi kabar baik" dapat diwujudnyatakan dalam hidup.  Hal ini bisa terjadi karena visi Yesus berlandaskan pada kebenaran yang universal dan obyektif, kebenaran yang bersumber dari Bapa-Nya: "Aku tidak dapat berbuat apa apa dari diriKu sendiri, Aku tidak menuruti kehendakKu sendiri, melainkan kehendak Dia yang mengutus Aku." (bdk Yoh. 5: 30).  Visi Yesus adalah melaksanakan kehendak BapaNya, menjadi "kabar baik" bagi semua orang, yang mau menanggapi dan berjalan bersama Dia, mengikuti Dia dan menjadi murid-Nya. 

MISI YESUS

Visi hanya akan menjadi pelengkap "administrasi" dalam hidup bila tidak diturunkan dalam "rencana tindak" yang baik dan SMART.  Rencana tindak yang SMART, menurut Wirawan, dalam bukunya tentang Kepemimpinan diterjemahkan dalam istilah Specific, Measurable, Achievable, Realistic dan Timely.  Rencana tindak harus jelas, dapat diukur, dapat dicapai, realistis dan ada batasan waktu pencapaiannya.  Itulah yang dilakukan Yesus.  Dia menurunkan visi tersebut kemudian dalam rencana tindak atau misi yang SMART.  Misi Yesus adalah: 1) Memberitakan pembebasan bagi para tawanan; 2) penglihatan bagi orang buta; 3) membebaskan orang-orang yang tertindas; 4) memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang (Lukas 4: 19).  Yesus melakukan misi yang sudah dicanangkan dengan konsisten dan sepenuh hati sekalipun rintangan dan tantangannya sangat banyak dan beresiko tinggi.  Karena Yesus dengan sungguh melaksanakan misiNya, maka: muncul penolakan dari berbagai pihak (Markus 6: 1-4); dibenci dan dianggap pendosa karena tinggal diantara orang berdosa (Lukas 19: 7); dan berpuncak pada peristiwa salib. (Lukas 23).  Namun karena konsistensi Yesus pula: orang banyak datang dan mendengarkan Dia (Lukas 6: 17-19), mengikuti Dia (Matius 4: 25); karena percaya bahwa Yesus adalah Mesias (Markus 8: 29); berani mengakui dosa dan bertobat (Lukas 23: 41-42); serta memuliakan Allah (Lukas 7:16).  Konsistensi Yesus yang mengarahkan hidupNya pada ketercapaian visi mengantar manusia pada "pembaruan" hidup sejati.  

STRATEGI YESUS DALAM MEREALISASAIKAN VISI.

Visi Yesus seperti yang diungkap oleh penginjil Lukas jika kita memaknai lebih dalam, sangat universal, situasional, dan memandang jauh ke depan.  Universal, karena semua orang mengharapkan kabar baik.  Situasional karena Yesus hadir membawa pengharapan bagi orang orang yang tiada harap tersebut, baik harapan secara jasmani maupun harapan secara rohani.  Hadir bagi mereka yang diasingkan dan orang yang tidak diakui keberadaannya di masyarakat, seperti orang miskin, sakit, para pendosa, budak, wanita dan anak-anak.  Orang sakit diasingkan karena dianggap orang orang yang terkutuk.  Wanita dan anak anak dinomorduakan serta tidak memiliki daya tawar meski hanya sekedar untuk mempertahankan hidup, para budak diperlakukan tidak manusiawi dengan memikul beban yang nyaris tak tertanggungkan, orang orang berdosa adalah orang yang layak ditindas dan dikesampingkan secara sosial.  Dan memandang jauh ke depan karena kehadiranNya mendatangkan keselamatan.  Untuk mencapai semuanya itu, strategi yang ditempuh Yesus adalah melalui sabda dan karyaNya. Melalui sabda dan perumpamaan,  pengajaran Yesus sangat mudah dipahami manusia dan melalui tindakanNya kehadiran Yesus membawa harapan baru bagi semua orang yang mau menanggapi.  Melalui sabda dan karyaNya, manusia "dimanusiakan" dan keberadaannya diakui oleh Yesus. 

MARI MEMBUKA DIRI

Sekarang, marilah kita dengan sungguh melihat ke dalam diri kita masing masing.  Kita masuk ke kedalaman hati kita.  Kita sentuh nurani kita.  Sejauh mana selama ini kita memaknai dan memahami visi Yesus? Apakah kita sudah mampu mengimplementasikan visi Yesus: menjadi kabar baik bagi sesama?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun