Mohon tunggu...
Lugie IsmaGuritno
Lugie IsmaGuritno Mohon Tunggu... Lainnya - Belum Bekerja

Saya mempunyai hobi menulis dan beladiri mma

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mengapa Matematika Menyebalkan?

5 Oktober 2022   22:56 Diperbarui: 5 Oktober 2022   23:02 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Semua orang mungkin setuju jika matematika dinobatkan sebagai pembelajaran paling menyebalkan, apalagi bagi kalangan anak-anak. Semasa SD sampai SMA mungkin kalian sudah menemui banyak tipe pengajar matematika yang membosankan dan sering marah-marah bila siswa yang diajarnya tidak faham. Tak khayal mereka pun memukul menggunakan penggaris ataupun bolpoin. Tentu saja itu semua warna-warni pembelajaran matematika yang menyebalkan dan membosankan, kalian pernah merasakannya bukan? Ya itulah yang menjadikan matematika sebagai momok menakutkan bagi siswa

Banyak dijumpai pengajar dari kalangan SD hingga SMA yang kurang memperhatikan tentang kebutuhan siswa dalam belajar matematika. Cara mengajar yang kaku membuat para siswa ogah-ogahan dalam mengikuti kelas. Untuk mengatasi hal demikian, para guru bisa menerapkan teori-teori belajar yang sudah ada untuk diimplementasikan ke dalam pembelajaran matematika. 

Salah satu teorinya yaitu connectionism dari pak Thorndike. Teori ini membahas tentang keterkaitan antara stimulus dan respon. Stimulus adalah rangsangan kegiatan belajar yang dapat ditangkap melalui alat indera. Sedangkan respon adalah reaksi yang muncul pada peserta didik dalam kegiatan belajar.

Pada intinya Thorndike menyiratkan trobosan pembelajaran matematika sesuai teori connectionism sebagai berikut :

  • Pada dasarnya siswa akan belajar ketika mereka merasa butuh dan berkepntingan pada pelajaran tersebut. Nah, disini guru harus memiliki kepekaan akan hal tersebut
  • Guru harus mengetahui kapan siswa merasa siap secara kemampuan dan mental untuk menerima materi pada kurikulum. Oleh karena itu sebelum merancang kurikulum, para guru perlu mempertimbangkan hal itu
  • Guru harus mulai sadar bahwa siswa ingin mengulangi tindakan yang mereka terima sebagai hal positif. Oleh sebab itu, guru harus pandai-pandai dalam memotivasi siswa
  • Hukuman adalah cara yang paling terakhir untuk dilakukan, bahkan itu lebih baik jangan diterapkan. Hukuman tidak akan mereduksi perilaku negatif dalam diri siswa

Dengan menerapkan Teori connectionism, diharapkan dapat menumbuhkan minat siswa dalam belajar matematika. Karena sejatinya pelajaran ini akan selalu ada dalam segala lini kehidupan kita.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun