Mohon tunggu...
Lucy Yolanda
Lucy Yolanda Mohon Tunggu... Guru - Guru di SMPN 2 Baleendah

Lukislah harimu dengan tulisan yang bermakna :)

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Bercermin Diri

22 Desember 2022   15:06 Diperbarui: 22 Desember 2022   15:21 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

BERCERMIN DIRI

 "Rumput Tetangga Selalu Lebih Hijau" 

Dahulu, kalimat tersebut kerap kali terbersit di hati. Bermakna, seseorang yang memiliki keinginan berbeda dengan yang dimilikinya dan membandingkan dengan orang lain. Akhirnya pencapaian diri sendiri sirna serta seakan tak berarti.

Namun, itu cerita masa lalu. Kini saya sadar bahwa ada yang lebih penting dari semua itu. Yaitu 'Mencintai Diri Kita Sendiri' yang jarang kita hargai kerja keras dan segala pencapaiannya. Self Healing akhirnya sangat diperlukan. Bergegaslah diri ini berinstrospeksi. Bertafakur. Dengan berbicara seperti itu, betapa diri ini telah dzalim terhadap diri sendiri. Padahal hanya sebuah kalimat, namun berdampak pada kesehatan mental dan ketidaksyukuran kepada Sang Khalik.

Betapa jahatnya diri kita, apabila selalu membandingkan dengan orang lain. Rezki kita tentu akan sesuai dengan kapasitas kebutuhan kita, artinya telah diukur oleh Tuhan YME. Bahkan uniknya, rezki itu tau di mana diri kita berada. Jadi tidak usah khawatir. Tugas kita berusaha dengan maksimal mencapai tujuan. Tentu dengan usaha yang benar pula. Di situlah, Tuhan berkuasa memberikan pahala sebagai imbalannya dan kesuksesan sebagai bonus. Itulah yang dinamakan rezki yang berkah. Yang mana bukan hanya cukup dan bermanfaat untuk diri sendiri, akan tetapi memiliki arti berlipat manfaatnya. Serta bermanfaat juga untuk orang lain.

Semua makhluk-Nya telah diberikan rezki masing-masing. Tuhan kita, Allah SWT, Maha Pengasih dan Bertanggung jawab kepada makhluknya. Tidak mungkin membiarkan kita terlunta-lunta di dunia. Itu semua tergantung penyikapan kita. Semua harus dilandasi dengan kaca mata iman.

Lingkungan memberikan pengaruh besar terhadap kehidupan kita. Yang sering terjadi seperti kesenjangan sosial, pengotakan kelompok, sikap deskriminatif, bullying, kekerasan verbal, fisik, dan lainnya. Hal itu bisa saja terjadi dalam kehidupan, karena kita hidup dalam lingkungan sosial yang beragam. Namun, diri kita sebagai faktor internal sangat memiliki peran penting terutama dalam  pengendalian  dan  perlindungan diri.

Pada tahap ini, kita berusaha menyaring, memilih semua informasi maupun tindakan orang lain kepada kita. Jangan langsung mencernanya bulat-bulat. Tapi hendaknya direnungkan, dinilai, dan dipahami dulu secara seksama. Kita dapat mengklarifikasi atau membela diri apabila yang mereka tuduhkan salah. 

Tentu dengan cara yang bijaksana. Jika tidak seperti itu, maka hidup kita akan cape sendiri, tersiksa dengan opini, dan sikap orang kepada kita. Jangan hidup dengan opini orang lain. Padalah bisa saja mereka sendiri tidak serius dengan perkataan ataupun tindakannya, sehingga kita menjadi overthinking dan salah langkah. Disitulah pentingnya menjaga kesehatan mental, dan memiliki pendirian yang sehat, serta kokoh.

Jadilah seperti ikan di lautan. Walaupun habitat (tempat hidupnya) asin, dia tidak ikut asin dan tetap dapat bertahan hidup. Filosofi tersebut dapat kita terapkan.  Di tengah keberagaman sikap, perilaku, dan sifat manusia yang berbeda-beda, kita harus pandai menempatkan diri.

Apapun yang terjadi, tetaplah bersikap positif, ber-amar makruf nahi munkar, menjaga toleransi, persaudaraan, dan persatuan untuk kemajuan serta kebahagiaan bersama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun