Mohon tunggu...
Lucy Yolanda
Lucy Yolanda Mohon Tunggu... Guru - Guru di SMPN 2 Baleendah

Lukislah harimu dengan tulisan yang bermakna :)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Semangat Bu Nurhaeni Menyulam Generasi Pecinta Al Quran

17 November 2022   14:10 Diperbarui: 17 November 2022   14:13 292
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Semangat Bu Nurhaeni Menyulam Generasi Pecinta Alquran; Memajukan Warga Kampung Baleendah Melalui Pendidikan Prasekolah Islami

"Membangun generasi Qurani menuju ridlo Ilahi"

Itulah semboyan yang selalu digunakan oleh pejuang pendidik sekaligus pendiri sebuah PAUD dan TK Islam Al Musthofa yaitu Ibu Nurhaeni dan Suaminya, Bapak Ujang. Sebuah bangunan kecil tak lebih dari 10 meter, tetapi sangat hidup karena selalu dimakmurkan oleh kegiatan-kegiatan pendidikan di dalamnya, khususnya bermuatan Islami.

Mulai dari pukul 08.00 sampai dengan Isya, teruslah tak pernah berhenti aktivitas positif bergulir dalam ruangan itu. Sebutlah Ibu Nurhaeni dan Bapak Ujang adalah sepasang suami istri yang merintis lembaga pendidikan tersebut. Ya, walaupun masih jauh dari kata megah dan modern, tetapi segala kontribusi dan semangat mereka terlimpah curah bahkan menjadi bagian dari hidup mereka.

Dilatarbelakangi satu tujuan yang sama, semakin mengokohkan cita-cita mereka. Lembaga yang telah dirintis sejak tahun 2000 sampai dengan sekarang, ternyata membuat masyarakat tak henti mendaftarkan putra-putrinya menimba ilmu di sana. Masyarakat di kampung tersebut mayoritas tergolong ekonomi menengah bawah. Para siswa pun hanya membayar dengan infaq sebesar Rp.2000., saja setiap pertemuan. Bahkan Ibu Nurhaeni menggratiskan biaya pendaftaran bagi anak yatim, piatu, maupun yatim-piatu. Kendala keterbatasan tempat, tidak menyurutkan semangat keluarga ini untuk berkontribusi  dalam berjihad mencerdaskan, mensalihkan, dan melahirkan generasi Qurani di kampung tersebut. Awalnya Bu Nurhaeni hanya menerima siswa di sekitar RT tersebut saja, tetapi ternyata dari tahun ke tahun semakin banyak pendaftar dari luar wilayah RT tersebut.

Bangunannya merupakan sebuah kontrakan sekaligus menjadi tempat tinggal Bu Nurhaeni, suami, dan adik-adiknya. Suami beliau selain sebagai seorang mubaligh juga bekerja serabutan sebagai pembuat peralatan mebel.  Selain itu beliau pun turut serta menjadi pengajar (ustadz) sekaligus kepala sekolah di sekolah tersebut. Masyaallah tabarokallah, sungguh mengagumkan. Mulianya hati pasangan dan keluarga ini.

Jujur saya pribadi mencontoh semangat beliau. Bahwa untuk mengelola dan menanamkan jiwa pembelajar sejati modal utama yang diperlukan hanyalah tekad/kemauan yang kuat, istiqomah, dan teguh dalam pendirian. Diiringi rasa kebersamaan satu visi dan misi yang sama. Maka terciptalah lembaga yang ajeg.

Bu Nurhaeni adalah lulusan sarjana agama dari sebuah perguruan tinggi Islam swasta di Garut. Karena mengikuti aturan pemerintah yang mengharuskan memperoleh gelar linear berupa sarjana pendidikan untuk para pengajar, maka bu Nurhaeni menempuh jenjang sarjana pendidikan di sebuah universitas terbuka. Satu lagi semangat yang saya contoh, meski di tengah kesibukannya sebagai pengajar dan ibu rumah tangga, tidak menghalangi semangatnya untuk menimba ilmu lagi. Sungguh luar biasa.

Ada beragam kegiatan di sekolah tersebut, diantaranya sekolah PAUD, TK, sekolah mengaji dari kelas Iqra sampai Tahfidz, Bimbel Calistung, dan Bimbel Bahasa Inggris. Kegiatan tersebut terus bergulir beriringan tanpa henti. Terbersit dalam benak ini, kapan Ibu Nurhaeni dan keluarga beristirahat atau sekadar tidur, makan, dan melepas penat. Ternyata di sela-sela rehat pergantian waktu shalat, beliau beristirahat. Itupun terkadang para murid TK sudah berdatangan untuk kembali mengaji bersama beliau. Sungguh sosok yang sangat dicintai para siswanya. Mereka seperti tidak bosan belajar dengan Ibu Nurhaeni. Ada perekat didalamnya. Tidak ada pencitraan dan menjaga image.

 Subhanallah beliau sungguh layak diberi gelar pahlawan pendidikan. Seluruh waktunya dihabiskan untuk melayani umat. Saya selalu mendoakan semoga Ibu Nurhaeni dan keluarga senantiasa diberikan kesehatan, rezki yang melimpah, dan berkah agar dapat selalu memberikan manfaat, ilmu dan bimbingan kepada para generasi pelanjut, terutama di daerah yang cukup marginal ini. Dan semoga dapat mendapatkan perhatian dari pihak pemerintah. Karena pengabdian beliau dan keluarga sangat berarti bagi warga kampung tersebut. (Baleendah, Kabupaten Bandung, November 2022).

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun