Mohon tunggu...
Lucky Nurachman Natawiria
Lucky Nurachman Natawiria Mohon Tunggu...

Saya adalah manusia biasa yang memiliki khayalan. Oleh karena itu, saya melampiaskan khayalan itu menjadi postingan dan tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Kemampuan Berbahasa Inggris

29 Mei 2013   13:18 Diperbarui: 24 Juni 2015   12:51 244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pentingnya memiliki kemampuan berbahasa Inggris di masa kini sangat dibutuhkan oleh perusahaan-perusahaan, bahkan pergaulan dalam sehari-hari. Namun, salah seorang pria bernama Paijo, pria dari desa Sukamaju, yang merantau ke kota karena selama di desanya dia terkenal pintar tetapi dalam bahasa Inggris, dia tak begitu menonjol bakatnya.

Suatu saat, Paijo diajak menonton bioskop oleh kawan kuliahnya. Dia diajak menonton film Hollywood bergenre komedi. Awal dia mendengar ajakan kawannya itu, dia awalnya menolak, karena dia malu. Malu bukan dia tak pernah ke bioskop. Malah dia sering menonton layar tancap di alun-alun desa setiap akhir pekan. Dia juga bukan malu karena tak ada uang untuk membayar karcis. Dia diajak dan ditraktir pembayaran karcis oleh kawannya. Dia malu karena film yang akan ditontonnya. Dia malu takut ditertawakan oleh temannya karena dia tak berbakat dalam bahasa Inggris. Akan tetapi, kawannya itu memaksa Paijo untuk menonton bioskop tersebut. Akhirnya, Paijo menerima tawaran itu. Walau, hatinya merasa ketakutan.

Saat di bioskop, Paijo dan kawannya menunggu pintu bioskop dibuka. Paijo tampak gugup dan kawannya bertanya padanya.
"Paijo, lo gugup gitu. Belum pernah ke bioskop, ya?
"Sering, kok. Malah di desa saya sering diadain layar tancep tiap hari sabtu," Jawab Paijo kaget, kegugupannya terlihat.
"Lantas kenapa, lo gugup gitu?" Tanya kawannya lagi.
"Kebelet pipis." Paijo berbohong demi kebaikan dirinya.
"Yauda, lo masuk toilet gih sana, tar kalo lo ngompol. Kita yang berabe." Saran kawannya tak sadar dibohongi.

Lalu, Paijo pun pergi meninggalkan kawannya dan segera ke toilet. Dalam hatinya, ia bergumam,
"Aduh gimana, ya? Saya tidak kepingin buang air, tetapi jika saya kabur. Saya tidak enak pada Jhony yang sudah membayar karcis bioskop buat saya. Ah semoga saja si Jhony tak sadar kalo saya tak paham bahasa Inggris."
"Hei, Paijo, lo ngelamun aja. Ngelamunin apaan?" Jhony, kawannya mengagetkannya.
"Eh, ah Jhony, bikin kaget aja. Tak apa-apa kok, Jhon. Saya takut bioskopnya dimulai sementara saya merasakan mulas, sakit perut belum nyetor." Paijo kembali berbohong, demi dia seorang.
"Gak apa-apa, kali. Nyantai aja, gue sengaja ngambil jam 2 siang. Kan gue tau, lo suka be-a-be lama. Sekarang mah baru jam 10. Nyantai." Jhony menenangkan Paijo, walau Paijo itu sendiri masih tidak tenang.

Tepat jam 2 siang, Paijo semakin pucat mukanya. Disadari oleh Jhony, Jhony lantas bertanya keadaan kesehatan Paijo.
"Gue khawatir ke lo, jo. Lo pucet banget, lo ga kenapa-napa, kan?"
"Hmm..saya tiba-tiba terserang penyakit diare." Lagi-lagi Paijo berbohong, menutupi rahasia terbesarnya.
"Yauda, yuk kita ke dokter aja. Daripada lo makin parah." Saran Jhony.
"Tidak usah merepotkan. Saya sudah sembuh, kok." Tiba-tiba ia menolak mentah-mentah saran Jhony.
"Lho, kok? Cerita ajalah, kenapa, jo. Lo bisa panik dan pucet?" Tanya Jhony penasaran.
"Hmmm...saya...saya...saya tidak bisa bahasa Inggris, Jhon." Awalnya Paijo gugup namun dia akhirnya berterus terang.
"Oh itu masalah lo. Gak apa-apa kali kalo lo jujur. Gue ngerti kok. Yauda, gue kursusin lo bahasa Inggris, mau?"
"Wah terima kasih, Jhon. Maaf merepotkan."
"Jangan sungkan ke gue, jo. Kita kan sahabatan."
Setelah itu, Paijo sangat bersemangat dalam belajar bahasa Inggris hingga dia mengerti dan pelafalannya sama seperti penutur asli.

Kemudian, Jhony mengajak Paijo kembali menonton bioskop dengan film yang sama. Paijo pun menerima tawarannya dengan senang hati tanpa rasa gugup kembali. Di tempat duduk, Paijo dan Jhony menonton bioskop bersama-sama di barisan terdepan. Mereka berdua menonton seksama. Di dalam layar bioskop, sebuah adegan konyol tersaji dan di bawahnya ada subtitle. Berikut adalah teks subtitle dalam layar tersebut.
"You must laugh."
Para penonton tertawa, tetapi Jhony dan Paijo tidak tertawa, karena menurut mereka, filmnya tidak membuat tertawa. Mereka hanya mengerutkan keningnya, tak paham apa yang membuatnya lucu untuk penonton lainnya, bukan untuk dirinya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun