Mohon tunggu...
Lucas Suryana
Lucas Suryana Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sepinya Penyambutan dan Penjangkauan

15 Mei 2018   00:10 Diperbarui: 15 Mei 2018   01:51 464
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Tidak terasa dua minggu sudah berlalu di bulan Mei ini. Mendengar kisah penyambutan dan penjangkauan pendaftaran mahasiswa baru yang diadakan minggu kemarin seketika membangkitkan ingatanku akan masa-masa tersebut ketika aku masih menjadi mahasiswa tingkat dua. Kala itu masa penyambutan dan penjangkauan di Sabuga adalah masa yang kutunggu-tunggu karena ada suatu perasaan sukacita ketika ada kesempatan untuk bisa berkenalan dengan calon adik/teman baru di dalam persekutuan.

Namun kenangan indah ini sedikit terdistraksi ketika mendengar cerita mengenai kondisi penyambutan dan penjangkauan saat ini. Salah seorang sahabatku bercerita mengenai kondisi tersebut, kurang lebih seperti ini isi keluhannya "Tolong doakan untuk penyambutan dan penjangkauan karena yang kemarin daftar hanya sedikit sekali". Ketika mendengar hal tersebut, sekejap muncul perasaan sedih di dalam hatiku karena membandingkan dengan kondisi dahulu.

Apakah yang sedang terjadi dengan mahasiswa-mahasiswa zaman sekarang? Mengapa penyambutan dan penjangkauan mahasiswa baru yang dahulu ramai menjadi sepi? Apakah kata penyambutan dan penjangkauan mahasiswa baru sudah menjadi tidak relevan/menarik seperti dahulu kala sehingga terjadi kejadian kemarin? Rasanya alasan ini kurang tepat karena penyambutan dan penjangkauan mahasiswa baru seharusnya menjadi peristiwa yang relevan untuk diadakan dan menarik untuk dilakukan.

Atau jangan-jangan karena tidak ada pemberitahuan mengenai penjangkauan dan penyambutan mahasiswa baru? Ah tapi sepertinya ini tidak mungkin, karena di beberapa grup aku beberapa kali melihat ada informasi mengenai pendaftaran penjangkauan dan penyambutan yang sudah digemakan. Meskipun sudah digemakan tetapi tampaknya hanya sedikit yang tergerak untuk mendaftar.

Apakah benar stigma dan hasil penelitian yang mengatakan kalau mahasiswa-mahasiswa zaman sekarang yang katanya adalah generasi z memiliki kelemahan di dalam bersosial dan cenderung egosentris dan individualis? Jika memang demikian tentu rasanya ini tidak boleh menjadi alasan karena tidak dibenarkan menjadi orang yang berpusat pada diri sendiri. Jika Tuhan Yesus menjadi mahasiswa zaman sekarang, kira-kira apakah Dia akan berdiam diri saja ketika masa penyambutan dan penjangkauan datang?

Apakah mahasiswa-mahasiswa zaman sekarang memang malas dan tidak suka dengan kegiatan seperti penyambutan dan penjangkauan ini? Mungkinkah penyambutan dan penjangkauan mahasiswa baru dianggap seperti kegiatan rohani saja yang tidak lebih seru dibandingkan dengan melakukan kegiatan lain seperti bermain atau hang out? Semoga ini hanyalah pemikiran negatifku saja. Semoga alasannya bukan karena hal itu. Semoga alasannya karena memang ada hal yang tidak bisa ditinggalkan (studi misalnya).

Terkenang di dalam pikiranku akan rasa sukacita yang aku rasakan ketika melakukan pendaftaran ulang dahulu. Ketika ada kakak-kakak seiman yang memberi kesan baik akan persekutuan di kampus ini .Rasanya terlalu banyak kemungkinan-kemungkinan alasan yang mungkin menyebabkan penyambutan dan penjangkauan kemarin sepi. Tentu tidak akan ada habisnya jika aku membahas alasan-alasan tersebut dan membandingkannya dengan kondisi dahulu.

Ah sudah terlalu banyak aku menduga-duga. Kiranya aku tidak beranda-andai lagi tetapi mulai berdoa supaya di kesempatan penyambutan dan penjangkauan selanjutnya boleh ada semakin banyak hati yang tergerak. Semoga mahasiswa-mahasiswa zaman sekarang bisa semakin bijak dan memiliki kasih di dalam menggunakan waktu-waktu yang ada di kampus ini untuk sekarang dan kedepannya. Amin. (LES)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun