Mohon tunggu...
Lorenzo Telaumbanua
Lorenzo Telaumbanua Mohon Tunggu... Lainnya - International Business student from President University

Perception - Action - Will

Selanjutnya

Tutup

Money

Multi Level Marketing: Strategi Menuju Kehidupan Mewah?

28 November 2022   12:53 Diperbarui: 28 November 2022   13:07 268
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Pernah diajak untuk bergabung dengan sebuah bisnis yang dapat merubah hidup? Pernah mendengar, "Jika mengumpulkan sekian poin, kamu akan mendapat ini dan itu"? Hal seperti itu sudah menjadi stigma masyarakat luas dalam hal pemasaran berjenjang atau Multi-Level Marketing yang juga memiliki nama lain sebagai pemasaran jaringan. Pada dasarnya, perusahaan MLM adalah metode pemasaran penjualan produk atau jasa perusahaan yang dilakukan secara individu atau kelompok yang membuat jaringan secara bertahap, setelah itu perusahaan akan menghitung insentif atau komisi berdasarkan hasil penjualan per bulan dari jaringan pribadi dan kelompok.

Tiga hal yang dapat menggambarkan apa itu multi level marketing. Yang pertama, karena nama lain dari MLM adalah network marketing, jadi secara tepat didefinisikan bahwa kita membutuhkan koneksi/network untuk menjalankan bisnis ini. 

Dengan mengundang seseorang untuk bergabung dengan "jaringan", kita telah menjadikannya sebagai downline di pohon jaringan. Semakin banyak orang yang kita ajak bergabung dalam jaringan, maka semakin besar pula penghasilan yang bisa kita dapatkan. Hal kedua adalah menjual. 

Umumnya dengan bergabung dalam bisnis MLM, selain kita mengajak orang untuk bergabung dalam jaringan grup, kita juga menjual produk dari perusahaan itu sendiri. Penjualan produk ini dilakukan untuk meningkatkan poin grup. Semakin banyak poin grup yang ada, semakin banyak pendapatan yang bisa kita dapatkan. Ini juga menjadi alasan mengapa sistem pemasaran berjenjang meminta kita untuk mengundang sebanyak mungkin orang. 

Belum lagi penjualan produk juga dilakukan untuk mendapatkan keuntungan dari penjualan langsung. Poin terakhir yang dapat diuraikan apa itu multi level marketing, setiap orang yang memasuki bisnis ini akan menerima hadiah atau kompensasi lain jika berhasil mencapai target yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Reward yang diterima biasanya tidak hanya berupa uang segar tetapi juga barang.

Jika berbicara tentang keberhasilan cara kerja multi level marketing, penulis percaya bahwa hal ini tidak lepas dari strategi harga dan promosi yang kuat. Jika dilihat dari sudut pandang MLM sendiri, harga produk pasti menjadi faktor keuntungan bagi anggota atau konsultan independen yang bekerja untuk perusahaan MLM tersebut. 

Sebagai contoh, Oriflame yang merupakan perusahaan MLM yang menjual kosmetik bisa dilihat dari 2 sisi, yang pertama adalah harga yang dibandingkan dengan merek sekelasnya terlihat cukup tinggi karena ingin menciptakan persepsi eksklusivitas. 

Mengingat, produk Oriflame berbasis di Swedia. Di sisi lain, ada persentase yang menjadi keuntungan langsung bagi konsultan independen jika berhasil menjual produknya. Persentase keuntungan tergantung masing-masing perusahaan, tetapi Oriflame sendiri sekitar 23%.

Peran penting kedua adalah promosi. Pemasaran berjenjang tanpa strategi promosi tidak ada gunanya, tetapi pemasaran berjenjang dengan strategi promosi adalah cara hidup eksklusif bagi konsultan independen. Strategi promosi yang dilakukan oleh multi level marketing secara signifikan akan mempengaruhi dua subjek, yang pertama adalah konsultan independen dan yang kedua adalah konsumen. 

Dari sudut pandang konsumen, trik promosi yang biasa digunakan oleh multi level marketing adalah kontinuitas atau saling melengkapi. Misalnya seseorang membeli produk, karena tergiur untuk mendapatkan hadiah lain jika membeli produk tersebut, atau membeli produk kedua, setelah membeli produk pertama karena merasa produk tersebut sangat saling melengkapi dan akan memiliki efek yang lebih baik jika keduanya diterapkan. Ini adalah tugas konsultan independen dalam berkomunikasi dengan konsumen.

Salah satu fenomena yang menjadi perhatian penulis dalam siklus "produk pelengkap" ini adalah seringnya terjadinya Barnum Effect. Efek ini merupakan efek psikologis yang dapat dilakukan oleh konsultan independen kepada konsumen. Ketika konsumen menganggap deskripsi akurat tentang diri mereka dibuat oleh konsultan independen khusus untuk mereka, meskipun deskripsi tersebut sebenarnya sangat umum dapat berlaku untuk banyak orang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun