Yang pada akhirnya, dia menghubungimu agar bilang padakusupaya tulisan dihapus.
Tahukah, Ndut? Sambil membersihkan lubang WC aku tertawa kecil. Itu si Ayah ternyata kok ke GE-ER-an banget. Dan tahu kalau tulisan itu buat dia, sampai sampai ada salah satu akun facebook di bawah tanganya yang mengapdate status tentanghukum pencemaran nama baik pasal 310 KUH Pidana yangseperti kicauannya di sini.
Yang bikin aku tertawa dalam tanda tanya, itu akun apakah benar ada hubungnya dengan si Ayah? Karena sinergi dengan komentar dia yang mengatakan seperti dalam poto ini.
Lalu ada teman teman pengacara si Ayah yang dengan senang hati telah membaca tulisanku yang intinya berbau ancamanuntuk kita berdua.
Ah alangkah konyolnya si Ayah itu. Kau yang buta akan ilmu hitam di atas putih hanya bisa melamun dan bertanya tanya dalam hati, sejak kapan rumah itu berdiri? Mulai kapan rumah itu ditawarkan padamu, dan atas nama siapa rumah itu? Lalu kenapa di awalnya tidak ada keterbukaan tentang bank, denda dan ini itu?Lalu kamu kembali pasrah pada yang di Atas mungkin uang 240 juta itu adalah rezeki si Ayah lewat tanganmu. Bukan rezekimu yang akan kau nikmati nanti pada hari tua dengan mewariskan rumah itu untuk anak anakmu.
Â
Aku tahu, Ndut. Semenjak mata si Ayah membaca tulisankupikiran dia mulai muter muter, ide dia mulai berlompatan dariangka nol, menuju angka sembilan. Dari huruf "Alif" yang takakan pernah bisa digandeng dengan huruf "Ya' " pun akan tetap dia paksakan semata mata demi pembenaran pihaknyasaja.Buktinya, sebagai orang yang tahu agama tahu apa dan siapa itu umat Tuhan, masih dengan jumawanya bilang "Woow,lintang bukan level saya."
Lalu dia lebih memilih melontarkan kata kata yang bernyawa adu domba dengan mengatakan aku iri pada kesuksesanmu, Ndut. Jujur dalam hatiku berkata, iya kamu memang sukses, Ndut! Sukses jadi sapi perahannya!Sukses dibohongi dari A sampai Z! Dan sukses jadi ladang yang selalu siap di panennya.
Â