Usama Riaz yang berusia 26 tahun, yang merupakan penduduk kota Chilas, Pakistan, Â kemudian memakai ventilator di DHQ Gilgit, tempat ia tinggal selama tiga hari berikutnya sebelum meninggal pada hari Minggu.
 "Ini adalah tragedi nasional dan kami akan memberinya status pahlawan nasional," kata Ketua Menteri Hafeezur Rehman kepada The Express Tribune.
"Dia adalah pertahanan garis depan kita dan kita menghormati pengorbanannya."
Kematian dari dokter muda ini merupakan yang ke-5di Pakistan secara total dari 875 kasus positif.
 Mehtabur Rehman, seorang jurnalis lokal, yang mengunjungi pusat karantina mengatakan, "Saya mengunjungi pusat di mana Usama diasingkan dan mendapati situasinya menyedihkan".
Kurangnya Alat Pelindung Diri
Asosiasi Medis Pakistan Gilgit-Baltistan (PMA G-B) bereaksi terhadap kematian Riaz dan menuduh pemerintah menunjukkan kelalaian terhadap masalah asli para dokter.
"Dr Riaz terpapar  COVID-19 karena kelalaian pemerintah dan departemen kesehatannya," kata Presiden PMA G-B, Dr Zulfiqar Ali saat berbicara dalam konferensi pers di Gilgit.
Hal ini diketahui dari seorang wartawan yang mengunjungi pusat karantina. Di sana dia menemukan bahwa alat pelindung diri dari virus Corona sangat kurang dan tidak memadai.
Sudah Seharusnya Mendapatkan Perhatian Serius Dari Pemerintah
Kematian dokter muda asal Pakistan ini menambah daftar panjang tenaga kesehatan yang menjadi korban akibat virus corona. Di Indonesia sendiri, 6 dokter dinyatakan meninggal dengan kasus yang sama.Â