Mohon tunggu...
Liufany Astomie Putri
Liufany Astomie Putri Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi

Be a rainbow in someone else's cloud

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Sejarah: Perjuangan Menghadapi Belanda melalui Jalur Diplomasi

12 Februari 2021   10:04 Diperbarui: 12 Februari 2021   10:52 2491
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Perundingan Linggajati

Perjuangan diplomasi Indonesia dilakukan melalui perundingan Linggajati. Beberapa hasil terpenting dalam perundingan ini antara lain :

  • Belanda mengakui kekuasaan de Facto RI atas Sumatera, Jawa, dan Madura
  • RI dan Belanda akan bersama-sama membentuk RIS (Republik Indonesia Serikat)
  • RIS dan Belanda akan membentuk Uni Indonesia - Belanda yang diketuai oleh Ratu Belanda

Pada tanggal 21 Juli 1947 secara tiba-tiba Belanda melakukan agresi militernya yang pertama. Tindakan yang dilakukan Belanda ini dikarenakan Belanda ingin segera menguasai Indonesia, sebab keuangan Belanda makin menipis. Mendengar agresi Belanda ini, dunia internasional memberikan reaksi yang keras. Reaksi tersebut akhirnya sampai ke Dewan Keamanan PBB yang kemudian mengusulkan dibentuknya Komisi Tiga Negara (KTN) yang akan menjadi penengan dalam pertikaian antara Indonesia dan Belanda. Anggota KTN tersebut antara lain :

  • Australia, diwakili oleh Richard Kirby
  • Belgia, diwakili oleh Paul Van Zeeland
  • Amerika Serikat, diwakili oleh Dr. Frank Graham

Perundingan Renville

Upaya KTN untuk mengatasi pertikaian antara Indonesia dan Belanda pada akhirnya berhasil membawa keduanya ke dalam perundingan baru, yaitu Perundingan Renville, yang diadakan di atas kapal USS Renville milik Amerika Serikat. Beberapa isi terpenting dari perjanjian ini adalah :

  • RI harus mengakui kedaulatan Belanda atas Hindia Belanda sampai waktu yang ditetapkan oleh Kerajaan Belanda untuk mengakui Negara Indonesia Serikat (NIS)
  • Diadakan pemungutan suara (Plebisit) terhadap penduduk di Jawa, Sumatera, dan Madura, apakah mereka mau bergabung ke dalam RI atau Negara Indonesia Serikat (NIS)

Seperti halnya Perundingan Linggajati, Perundingan Renville juga dikhianati Belanda dengan mengadakan Agresi Militernya yang kedua. Dalam agresi tersebut, Belanda berhasil menguasai Yogyakarta sebagai Ibukota RI, dan menangkap Ir. Soekarno, Muh. Hatta, dan H. Agus Salim, sebagai pemimpin RI.

Awalnya Belanda mengira, agresi tersebut telah berhasil mengakhiri negara RI, tetapi ternyata Belanda salah perhitungan, karena Presiden Suekarno sebelum ditangkap terlebih dahulu mengirim pesan kepada Mr. Syarifuddin Prawiranegara, seorang tokoh muslim terkemuka, untuk mendirikan Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) di Bukit Tinggi, Sumatera Barat.

Agresi Belanda kedua ini dihadapi RI dengan aksi gerilya di bawah pimpinan Jenderal Sudirman, dan pada tanggal 1 Maret 1949 diadakan Serangan Umum terhadap kedudukan Belanda di Yogyakarta.

Perundingan Roem - Royen

Agresi Belanda kedua juga ditentang keras oleh dunia internasional, seperti dengan adanya konferensi internasional di New Delhi pada 23 Januari 1949. Dewan Keamanan PBB kemudian membentuk United Nation Commision for Indonesia (UNCI) yang bertugas mendesak Indonesia dan Belanda untuk kembali ke meja perundingan. Perundingan baru kemudian diadakan, yang dikenal dengan nama Perundingan Roem Royen yang menghasilkan keputusan :

Bagi Indonesia :

  1. Menghentikan perang gerilya
  2. Berkewajiban mengembalikan keamanan

Bagi Belanda :

  1. Mengembalikan Pemerintahan RI ke Yogyakarta
  2. Menghentikan agresi militernya
  3. Membebaskan pemimpin RI yang ditahan
  4. Secepatnya mengadakan Konferensi Meja Bundar (KMB)

Menjelang Konferensi Meja Bundar, tokoh-tokoh RI dan BFO (Gabungan negara-negara Bagian dalam RIS) mengadakan Konferensi Inter-Indonesia, yang berhasil menyepakati beberapa hal, diantaranya :

  • Negara Indonesia Serikat dinamakan Republik Indonesia Serikat (RIS)
  • Bendera Kebangsaan adalah Merah Putih
  • Lagu Kebangsaan adalah Indonesia Raya
  • Bahasa Nasional adalah Bahasa Indonesia
  • Hari Nasional adalah 17 Agustus 1945

Konferensi Meja Bundar (KMB) 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun