Mohon tunggu...
Sulistyo
Sulistyo Mohon Tunggu... Buruh - Buruh Dagang

Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Artikel Utama

Parkir Tidak Resmi, Menurunkan Citra Yogyakarta sebagai Destinasi Wisata

31 Desember 2019   21:03 Diperbarui: 2 Januari 2020   10:04 688
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi parkir (sumber: Thinkstockphotos via kompas.com)

Liburan panjang seperti Natal dan Tahun Baru (Nataru) sudah menjadi pemandangan yang lazim bahwa Yogyakarta sebagai destinasi wisata selalu "diserbu" wisatawan berasal dari berbagai kota.

Hingga tulisan ini disusun (31/12/2019), jalan utama  menuju kota Yogyakarta seperti Jalan Solo-Yogya, Jalan Magelang-Yogya, dan Jalan Purworejo-Yogya mulai dipadati kendaraan, baik bus-bus yang mengangkut rombongan wisata maupun kendaraan pribadi roda empat dan roda dua. 

Dapat diperkirakan muaranya adalah Kota Yogyakarta sebagai tempat/pilihan untuk merayakan malam tahun baru 2020.

Untuk tahun ini, Dinas Perhubungan DIY menyebutkan, jumlah kendaraan yang masuk Yogyakarta diperkirakan mencapai 2.001.437, meningkat enam persen dari tahun lalu (sumber)

Dapat diprediksi tentunya, dampak atas masuknya dua juta lebih kendaraan wisatawan ke Yogyakarta dan sekitar pastinya akan menambah kepadatan lalu lintas, belum lagi kendaraan warga Yogyakarta yang setiap hari jumlahnya bertambah, jika semuanya tak terkendali akan menambah kemacetan di sana-sini.

Kita semua tahu bahwa Yogyakarta khususnya di wilayah perkotaan tergolong areanya terbatas/kecil, luas wilayah hanya 32,50 kilometer persegi namun kepadatan penduduknya dapat dibilang cukup tinggin yaitu 13.340 per-kilometer persegi. Total penduduk Kota Yogyakarta mencapai 433.539 jiwa.

Bisa dipahami, sebagian besar pengunjung mendatangi Yogyakarta bertujuan untuk wisata, bernostalgia, bahkan tertarik dengan budaya-seni, tinggalan sejarah, artefak-artefak unik, kuno namun artistik, suasana dan kuliner khasnya sehingga menjadi magnet atau daya tarik tersendiri. 

Di antara berbagai destinasi wisata yang tersebar di penjuru DIY, hampir dapat dipastikan bahwa pusat perkotaan menjadi sasaran kunjungan, terutama sore dan malam hari. 

Hal tersebut dapat dipahami mengingat ikon utama Yogyakarta yaitu Kawasan Kraton, Alun-alun Utara, Museum Sonobudoyo, Titik Nol Kilometer, Benteng Vredeburg, Pasar Beringharjo, Malioboro, hingga Tugu di sisi utara.

Lokasi-lokasi inilah yang menjadi tujuan utama sehingga sepanjang kawasan tersebut seringkali padat merayap, dipenuhi kendaraan bermotor maupun pejalan kaki, termasuk para penggemar swafoto maupun wisatawan yang selfie barengan -- menjadikan suasana kerumunan yag seringkali ikut menambah sesaknya lalu-lintas sekitar.

Bagi mereka yang "maunya tidak sabaran" lantas memarkir kendaraan  dengan mengambil/memilih tempat tidak resmi atau sering disebut parkir liar di tepi jalan umum yang berdekatan dengan kawasan Malioboro (seputaran Alun-alun Utara, Jalan Bhayangkara, Jalan Ketandan, Jalan Perwakilan, Jalan Dagen, dan di sisi utara serta selatan Malioboro Mall). 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun