Mohon tunggu...
Sulistyo
Sulistyo Mohon Tunggu... Buruh - Buruh Dagang

Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Festival Benang Merah di Yogyakarta, Menyatukan Hati untuk Merajut Kebhinekaan

3 Juli 2019   11:30 Diperbarui: 3 Juli 2019   11:36 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Dalam rangka  mempersatukan dan merajut hati dari berbagai perbedaan, belum lama berselang atau tepatnya pada Hari Sabtu dan Minggu, 22 s/d 23 Juni 2019 yang lalu di Yogyakarta telah dilangsungkan sebuah event  menarik yang dinamakan Festival Benang Merah: Menyatukan Hati untuk Merajut Kebhinekaan.

Kegiatan yang berlangsung/bertempat di Alun-alun Sewandanan dan Bangsal Kepatihan Pakualaman ini diikuti berbagai kalangan merupakan suatu bentuk kerja bersama yang digagas  oleh Lembaga Kajian Islam dan Sosial (LKiS) untuk terus mempertahankan semboyan Bhinneka Tunggal Ika  dan mengajak masyarakat mengampanyekan gerakan inklusi sosial, yaitu suatu gerakan yang mendorong masyarakat untuk bertindak adil dan setara dalam kehidupan sehari-hari.

Festival yang digagas LKiS ini bekerjasama yang didukung dan diikuti oleh bebagai kalangan dan komunitas diantaranya Puro Pakualaman, Kecamatan Pakualaman, Pemkot Yogyakarta, Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta, Majelis Luhur Kepercayaan Indonesia (MLKI) DIY, Srikandi Lintas Iman, Satunama, The Asia Fondation, Program Peduli serta komunitas-komunitas yang ada di Yogyakarta untuk bersama-sama bergiat dan merangkul atau mempertemukan semua golongan dalam satu waktu dan tempat.

Sesuai dengan tujuannya, festival dilakukan untuk mempersatukan dan merajut hati dari berbagai perbedaan dan keberagaman melalui dialog, ngobrol bareng, potensi budaya dari kabupaten/kota di Yogyakarta, pentas seni dan budaya, lomba, dan workshop -- sehingga diharapkan mendorong terwujudnya Yogyakarta sebagai salah satu daerah yang inklusi, menjadi destinasi wisata dan budaya yang terkemuka di Asia Tenggara pada tahun 2025, menjadi salah satu pendorong tumbuhnya ekonomi kerakyatan yang melibatkan kelompok rentan.

Disamping hal diatas, melalui Festival Benang Merah ini juga dapat menumbuhkan kembali kearifan lokal yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta, menumbuhkan inklusivitas lintas iman, memiliki rasa kebersamaan, menyadari dan menerima keragaman, terwujudnya tata nilai budaya masyarakat yang berbasis nilai-nilai luhur budaya lokal, menyalurkan bakat dan minat sebagai upaya membangun kesadaran sejak dini tentang sikap toleransi dan kebersamaan.

Kegiatan festival yang berlangsung 22 s/d 23 Juni 2019 tersebut berlangsung lancar dan cukup meriah diawali pembukaan, do'a pembuka dan pemotongan tumpeng dari MLKI, menyanyikan lagu Indonesia Raya. Disusul dialog Keberagaman dan  Toleransi "Inklusivitas Lintas Iman" dengan keynote speaker: Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Aryo (KGPAA) Paku Alam X, narasumber: Ketua MLKI DIY Bambang Purnomo, FKUB DIY Georgius Sri Nurhartanto, Direktur LKiS Hairus Salim, moderator: Pdt. Kristi S.Si, MA, kemudian pembacaan deklarasi damai dari perwakilan lintas iman.

Sementara itu dalam salahsatu acara Ngobrol Bareng mengambil tema Peran Media Dalam Keberagaman, dengan narasumber: Agnes Dwirusjiyati (KPID DIY), Gagah Adamas (Net TV Jogja), Sinta Maharani (Wartawan Tempo).

Pada sesi acara Ngobrol Bareng lainnya, bertema Menjaga dan Mengelola Kearifan Lokal dengan narasumber: Kepala Dinas Pariwisata DIY, Kepala Dinas Kebudayaan DIY, Kepala Kesbangpol DIY, dan Direktur Satunama.

Festival juga dimeriahkan berbagai penampilan pentas seni dari berbagai komunitas, perguruan tinggi setempat (UGM, UIN, UNY, dan lainnya). Tidak ketinggalan pula festival ini diikuti oleh 25 stand yang terdiri dari stand komunitas, UMKM Kabupaten/Kota se-DIY, stand sponsor dan stand workshop.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun