Mohon tunggu...
Sulistyo
Sulistyo Mohon Tunggu... Buruh - Buruh Dagang

Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Pemilu 2019 dan Pendidikan Politik bagi Anak Bangsa

17 Februari 2019   21:30 Diperbarui: 19 Februari 2019   18:05 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Terhitung dua bulan dari sekarang  (17 April 2019) akan segera berlangsung pemungutan suara secara serentak, baik pemilihan umum terhadap para calon legislatif (pileg) dan calon presiden/wakil presiden (pilpres/pilwapres) di negeri ini.

Hiruk pikuk maupun riuhnya para kandidat untuk mempromosikan diri melalui pendekatan-pendekatan politik atau kampanye untuk meraih massa kini semakin gencar berlangsung hingga daerah pelosok di tanah air. 

Hal yang menarik dicermati dalam rangka perhelatan akbar yang berlangsung dalam setiap jangka waktu lima tahunan ini diantaranya menyangkut komunikasi politik yang dilancarkan oleh masing-masing kontestan.

Disamping  masing-masing mengemukakan visi, misi, dan program yang kelak akan dilakukan bilamana terpilih, maka pilihan tema maupun topik yang disampaikan dalam kampanye pemilu kali ini menjadi menarik disimak, diperhatikan bersama.

Paling tidak, kita sebagai orang awam, sebagai anak bangsa akan melihat dan mengetahui sejauh mana gagasan-gagasan yang dikemukakan para aktor politik dalam rangka memecahkan masalah bangsa menuju masa depan yang diharapkan lebih baik dari waktu sebelumnya.

Dari amatan sekilas, mengingat pemilu yang dilakukan ini berlangsung serentak, perhatian khalayak luas nampaknya banyak tertuju pada pilpres/pilwapres dibandingkan pileg. Ini logis karena berpengaruh pada pengambilan keputusan atau kebijakan yang berlingkup nasional, menyangkut kepentingan bangsa.

Apalagi dalam pilpres/pilwapres juga dilangsungkan acara forum debat yang pastinya semakin menggugah kita semua untuk menyaksikan "pertarungan konsep atau gagasan" yang beliau-beliau utarakan. Melalui forum debat juga bisa menjadikan sebagai referensi setiap calon pemilih untuk menentukan pilihannya.

Debat pertama sudah berlangsung bulan lalu, malam ini (17/2/2019) saat tulisan ini disusun merupakan ajang debat kedua yang hanya melibatkan calon presdiden (capres) yaitu Joko Widodo vs Prabowo Subianto tak kalah lebih seru dibanding waktu sebelumnya dalam membahas isu energi, pangan, sumberdaya alam, lingkungn hidup, dan infrastruktur.

Nah,  terlepas dari dukung mendukung dan pekiraan capres mana yang lebih unggul dalam acara debat tersebut, harapan penulis banyak tertuju pada proses berlangsungnya debat mudahan selalu dalam suasana kondusif dan elegan. Pengungkapan setiap masalah yang menjadi topik pembahasan hendaknya tidak hanya sebatas mempermasalahkan masalah, tetapi memberikan upaya atau langkah-langkah strategis untuk mencarikan solusinya. Ini yang pastinya sangat dinantikan publik di tanah air.

Bagaimanapun juga, kampanye politik apapun bentuknya termasuk debat calon presdien merupakan  bagian terpenting dalam proses pemilu. Disamping untuk melihat dan menilai sejauh mana mereka (para capres/cawapres) dalam menghadapi serta memecahkan masalah bangsa dimasa depan, juga hal demikian merupakan bagian dari komunikasi politik yang sedang berproses sekaligus ini merupakan pendidikan politik bagi anak bangsa.

Tidak terkecuali seusai pemungutan suara nanti. Siapapun pemenangnya tidak perlu sombong (dalam bahasa Jawa: umuk) dan jangan pula merendahkan lawan/pesaingnya. Demikian yang kalah tidak perlu mengamuk. Bukankah dalam demokrasi itu harus bersiap untuk menang dan bersiap untuk kalah?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun