Mohon tunggu...
Listhia H. Rahman
Listhia H. Rahman Mohon Tunggu... Ahli Gizi - Ahli Gizi

Lecturer at Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Holistik ❤ Master of Public Health (Nutrition), Faculty of Medicine Public Health and Nursing (FKKMK), Universitas Gadjah Mada ❤ Bachelor of Nutrition Science, Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro ❤Kalau tidak membaca, bisa menulis apa ❤ listhiahr@gmail.com❤

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Surat Terbuka untuk Nenek dan Hal yang Saya Rindukan di Kampung Halaman

9 Mei 2021   20:53 Diperbarui: 9 Mei 2021   21:05 1166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kisah Untuk Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Dari yang selalu merindukan pulang,

Surat ini tidak akan saya awali dengan bertanya kabar.  Bukan tidak ingin tahu. Akan tetapi tanpa harus bertanyapun, saya rasanya saya sudah tahu bagaimana keadaan Nenek di sana. 

Kalau Nenek ingin tahu kabar saya, saya di sini mencoba baik-baik saja, Nek. Sedih tapi mau bagaimana kalau yang terbaik ternyata hal yang tidak pernah kita sama-sama sukai? Melalui surat ini semoga bisa menjadi penawar sedih, meski tidak bisa tuntas.

Maaf ya Nek, lagi-lagi harus memberi tahu soal yang sama seperti tahun lalu. Rupanya kita belum bisa berjumpa lagi di lebaran tahun ini. Bukan. Bukan berarti saya sudah terbiasa, apalagi sudah pandai melupakan.

Tidak ada niat sedikitpun untuk membiasakan melakukan ketidakpulangan di tahun berikutnya. Sebab rasanya akan selalu terasa berat bukan hanya untuk Nenek tapi juga saya.

Oya,

Pasti Nenek juga tahu. Lebaran kali ini ternyata kondisinya masih sama seperti yang lalu. Iya, masih gara-gara korona. Kapan dia pergi, ya Nek? Sudah setahun lebih kok masih saja membuat hidup kita jadi begini? 

Semoga Nenek bisa mengerti. Di sini, saya juga sedang menambahkan diri, mudah-mudahan Nenek pun demikian. Karena dengan begitulah cara kita menguatkan. Kita pasti bisa melaluinya. 

Sama-sama kuat, ya Nek. Lebaran ini kita masih harus sama-sama menabung rindu lagi. Sejujurnya juga sudah rindu menengok "hawu" di dapur, Nenek. Rindu dibangunkan pagi-pagi di hari Idulfitri sambil diberitahu bahwa air panas sudah dibuatkan untuk mandi. Rindu disiapkan tempat tidur berjamaah. Rindu diajak memanen buah yang ditanam Nenek. Rindu yang menjelma banyak hal-hal di kampung halaman. Banyak sekali~

Ah, Iya. Andai rindu adalah uang. Pulang-pulang mungkin saya sudah jadi juragan empang, Nek. Sayang rindu tetaplah rindu, rindu yang minta dibalas temu.

Akhir kata, bukan akhir cerita. Yang penting semoga Allah senantiasa melindungi Nenek. Sabar ya, Nek. Smoga doa Nenek "yang itu" segera terwujud dan kita bisa saling berpelukan. Aamiin.

Selamat lebaran, Nek. Sehat selalu. Biar jauh di mata, dekat di doa.

Salam sayang,
Listhia H. Rahman

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun