Ternyata lebaran tahun lalu adalah lebaran terakhirku bersama Nenek.
Akhirnya bertemu dengan Bulan Ramadan kembali. Rasanya baru saja aku menjawab telpon Ibu yang waktu itu terus menanyakan kapan aku pulang dan aku dengan lantangnya menjawab untuk menetap di Jakarta. Hanya karena egoku. Gara-gara untuk menghindari pertanyaan nenek "kapan nikah?" atau "mana jodohmu?"
Untung saja, aku sadar meski butuh waktu. Di H-1 lebaran aku pulang, bukan karena aku sudah memiliki jawaban atas pertanyaan yang membayangiku. Namun, aku sadar bahwa ada yang tak bisa aku ulangi. Adalah waktu. Ya, aku takut jika inilah kesempatan terakhirku.
Dan..
Benar. Memang menjadi terakhir. Terakhir lebaranku bersama Nenek. Nenek meninggal pada bulan ke-2 tahun ini.
***
"Sayang, sudah kamu siapkan barang-barangmu?"suara Ibu setengah berteriak dari ruang keluarga.
"Iyaa,Bu..ini masih packing,"
"Chaa..buruan beresin punyamu dong! Nih tinggal punyamu aja yang belum tau." kataku mengadu pada Icha yang sedari tadi hanya tiduran sambil whatsapp-an.
"Hadeuuuhhh..punya kakak gini amat. Nggak liat adekmu yang cantique ini lagi apa?Sabar atuuhhhh."Icha tak mau kalah.