Kebelet pipis..kebelet pipis..kebelet pipis, Papah!
Kalau kamu sudah lahir di tahun 2000-an, pasti tidak asing lagi dengan kata-kata diatas, atau malah tidak sadar mendendangkannya? Ya, sebab penggalan tersebut merupakan salah satu lirik lagu yang pernah tenar di masanya.
Lagu berjudul 'kebelet pipis'yang dinyanyikan oleh seorang anak laki-laki dengan Ayahnya, Ciccio Manassero dan Papa T Bob.
Bukan, tulisan ini bukan membahas lagu tersebut dimasa kini. Masih berhubungan dengan lagu tersebut, kali ini yang akan dibahas adalah soal menahan buang air kecil atau pipis. Sesuatu yang sering dianggap sepele, termasuk kamu?
Memang, jika tidak menjadi kebiasaan hal ini tidak akan mengancam jiwa. Namun, bukan berarti akan selalu menjadi aman, lho. Jika menganggapnya biasa terlalu lama, menjadi kebiasaan, menahan pipis ini juga bisa berbahaya. Udah ngeri belum?
Apalagi dimasa-masa mudik seperti ini, banyak waktu yang kita habiskan di jalan tak jarang menuntut kita untuk menahan hasrat buang air kecil.
Nah, seberapa jauh sih bahaya yang bisa ditimbulkan? Adakah rentang waktu maksimal terkait berapa lama kita harus menahannya?
Seberapa banyak yang bisa kita tampung dan boleh nggak menahannya?
Tubuh manusia memiliki daya tampung air kencing (urin) yang bervariasi. Diketahui orang dewasa yang sehat bisa menampung kira-kira dua cangkir urin dalam kandung kemihnya.
Kandung kemih adalah tempat dikumpulkannya urin yang dikeluarkan ginjal sebelum dibuang. Jika dibandingkan dengan sewaktu masih kecil, daya tampung urine tidak akan sebanyak ketika dewasa.
Ketika tubuh sudah menahan lebih dari 2 cangkir, biasanya kita sudah merasa tidak nyaman. Di saat itulah masa-masa 'kebelet' yang membuatmu mendambakan toilet.