Mohon tunggu...
Listhia H. Rahman
Listhia H. Rahman Mohon Tunggu... Ahli Gizi - Ahli Gizi

Lecturer at Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Holistik ❤ Master of Public Health (Nutrition), Faculty of Medicine Public Health and Nursing (FKKMK), Universitas Gadjah Mada ❤ Bachelor of Nutrition Science, Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro ❤Kalau tidak membaca, bisa menulis apa ❤ listhiahr@gmail.com❤

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Silakan Warung Tetap Buka, Sebab Itu Bukan Godaan Puasa Saya

25 Mei 2018   22:09 Diperbarui: 25 Mei 2018   22:32 883
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi | http://www.tribunnews.com

Apa salah warung-warung yang berbuka saat bulan puasa. Apa ia mencoba menggodamu atau kamu yang mudah tergoda?

Soal pro-kontra warung yang buka selama Ramadan, memang cukup menarik untuk dibahas. Mengundang banyak pendapat, disisi lain ada yang tidak masalah namun lainnya ada juga yang jadi mempermasalahkan. Bagi saya sendiri, sebagai seorang umat muslim yang sudah diwajibkan beribadah puasa, masalah ini sebenarnya sederhana saja. Mudah, tidak perlu sampai turun tangan untuk membicarakan ini dengan pemilik-pemilik warung yang tega-teganya berbuka disaat puasa, tidak. Buat apa coba,ya? HAHA.

Saat Puasa, Memangnya Kenapa Kalau Warung Tetap Buka?

Saya kadang masih sering heran dengan orang-orang yang mempermasalahkan warung yang buka ketika puasa. Heran saja, warung yang buka memang punya salah apa?

Sebagai perempuan, yang puasanya susah sekali bisa sebulan penuh akibat adanya tamu bulanan, godaan semacam ini sebenarnya sudah sering ditemukan dan bahkan bisa dibilang lebih berat. Ya, sewaktu membayar hutang puasa misalnya, kami --atau saya sendiri yang mewakili---sudah sering dan menggap persoalan warung buka ini jadi sesuatu yang biasa saja. Lha, gimana?

Warung yang buka masih mending sih, sepertinya belum apa-apa karena ada yang lebih gregetnya seperti ketika saya harus duduk bersebelahan dengan mereka yang makan-minum sesuka mereka. Marah? Ya, nggak juga, puasa juga aman-aman saja. Justru saya punya kewajiban membuat mereka biasa saja menghadapi saya yang sedang puasa.

Silakan Buka Seperti Hari-hari Biasanya

Tidak apa-apa. Bagi saya, warung-warung ingin buka seperti hari-hari biasanya, tidak ada yang perlu di ributkan. Silakan.

Sepanjang pengamatan yang saya lakukan di Jogja, saya melihat beberapa warung memang tetap buka di jam seperti biasanya, tidak terlalu mengistimewakan kapan harus buka meski ini sudah bulan Puasa. Beberapa lagi juga tetap buka namun diberi penghalang untuk menutupi siapa yang sedang makan, semisal yang saya temukan di lingkungan kampus saya sendiri. Sedang,beberapa yang lain melakukan perubahan, mungkin sebagai bentuk penghormatan (toleransi), dengan memundurkan waktu buka yang tadinya pagi jadi agak sorean.

Kembali pada keputusan warung itu sendiri, hak mereka juga!

Puasa Tidak Mengajarkan untuk Egois

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun