[caption id="" align="aligncenter" width="362" caption="www.nutrisijiwa.com / recehan"][/caption]
Sebenarnya menjadi mahasiswa adalah sebuah tantangan . Karena rasanya tak pernah terbayangkan sebelumnya menjadi jauh dari kedua orang tua yang selalu menjadi tumpuan segala kebutuhan. Mengenal bahkan mendalami secara khusyu’ “homesick” setiap rindu orang tua . Biasanya jadi ingat ketika berada di rumah sendiri semua yang kita mau bisa sangat mudah didapatkan. Mau makan? Ibu sudah menyiapkan. Mau beli jajan? Ayah siap mengantar dan membayar. Ya, setidaknya itu sebagian contoh kecil .
Ketika menempuh pendidikan di luar kota biasanya mahasiswa akan memutuskan untuk mencari tempat kos. “Ngelaju” dirasa kurang efektif apalagi jika kota dimana tempat tinggal berada harus ditempuh dalam hitungan beberapa jam. Menjadi anak kos adalah seperti membuat kehidupan baru. Dimana semua harus dilakukan sendiri. Tentu, jadi anak kos yang mandiri.
Memang menjadi mahasiswa itu “susah gampang”. Susahnya jauh dari orang tua yang biasanya selalu ada saat kita butuhkan , gampangnya kalau mengeluh kehabisan uang lalu meminta transfer seenak jidatnya. Ya, mahasiswa kadang menganggap meminta kedua orang itu hal yang mudah. Padahal dibalik itu semua ada perjuangan dan keringat yang dikeluarkan orang tua demi anaknya.
Namun, apakah kita sebagai mahasiswa hanya bisa sekedar meminta tanpa memperdulikan orang tua? Malu ah. Dalam kata Mahasiswa ada kata “Maha” yang artinya besar. Sudah seharusnya mahasiswa bisa memanajemen keuangannya sendiri dan tak sekedar merengek meminta saja. Memang orang tua bekerja hanya untuk membiayai kuliah kita? Mereka juga memiliki kebutuhan lain seperti untuk makan sehari-hari , bayar listrik dan air, atau biaya SPP adik.
Memanajemen uang yang orang tua beri memang harus “pintar”.Pintar dalam artian bijak dalam mengeluarkan uang. Kuliah bukan seperti di rumah. Banyak hal yang harus di prioritaskan tidak kemudian seenaknya beli sana-sini , ini itu tanpa memikirkan kegunaaannya. Apa itu kebutuhan atau hanya keinginan ya?
Jika tiap minggu , orang tua mentransfer 200.000 ribu. Apa itu artinya kita harus menghabiskannya? Hm.. Mahasiswa juga harus bisa menabung dan mulai memanajemen keuangannya secara rapi. Berbicara manajemen keuangan memang bukan urusan mahasiswa jurusan “manajemen” saja. Tapi semua mahasiswa harus bisa tanpa kenal jurusan. Belajar menggunakan uang dengan baik.
Sebagai halnya manusia bisa begitupula seorang mahasiswa. Kebutuhan primer seperi sandang pangan sudah tentu menjadi kebutuhan vital. Kebutuhan seperti membeli makan sehari-hari tidak bisa untuk dihindari dan akan menjadi sumbangan pengeluaran rutin setiap hari. Namun, bukan berarti menjadi alasan mahasiswa tidak bisa menghemat. “Kan uangnya boros buat makan?” Ah masa!
Hemat bukan berarti kita tidak makan sama sekali. Contoh simpel berhemat dalam pengeluaran makan bisa dilakukan mahasiswa dengan menanak nasi sendiri lho. Di ibaratkan setiap membeli nasi saja adalah 2000 rupiah dan makan 3 kali. Jadi sehari untuk nasi saja sudah 6000 rupiah. Seminggu 42.000 rupiah, sebulan?Bandingkan dengan membeli beras dan menanak nasi sendiri. Beras 1 kilogram rata-rata 9.500 rupiah. Misal seminggu 2 kilogram sama dengan 18.000 rupiah, sebulan paling banter mengeluarkan 72.000 rupiah. Coba pikirkan?
Berikut tips lainnya dalam mengelola keuangan mahasiswa:
1.Skala prioritas harus dipegang teguh. Ingat,misal ketika refreshing di mall untuk menghilangkan rasa penatnya tugas kuliah.Jangan lantas lapar mata. Tanyakan pada diri sendiri : kebutuhan atau keinginan? Ada yang lebih penting dari kebutuhan mahasiswa seperti menge-print tugas, membeli buku atau membeli tiket “seminar”. Lebih manfaat bukan?
2.Catatlah pengeluaran setiap hari. Sediakan buku kecil / note untuk menuliskan pengeluaran kita selama sehari itu. Tulislah sampai hal yang terkecil, misalnya membeli jajan dikantin 1000 rupiah. Hal ini dapat dilakukan untuk mengatasi “rasa kaget” ketika timbul pertanyaan “kok uangnya tinggal segini?”. Kita bisa menggunakan buku catatan tersebut sebagai bukti pengeluaran dan saksi bisu uang “kemana aja”. Luangkan waktu dimalam hari untuk merenung pengeluaran kita hari itu. Jangan lupa juga untuk bersyukur atas rejeki yang didapat ^^
3.Jangan sepelekan receh.Uang receh memang bernominal sedikit. Namun, bukan berarti lalu membiarkan uang tersebut terbengkalai begitu saja. Uang receh bisa disimpan dalam tempat / wadah. Belajar menabung. Ingat peribahasa : sedikit-sedikt lama-lama menjadi bukit. Uang recehpun akan bernominal tinggi jika dalam jumlah banyak.
4.Menghasilkan uang tambahan dari hobi. Mahasiswa tidak melulu soal belajar. Jika seorang hobi menulis , cobalah menulis ke redaksi atau mengikuti lomba menulis lainnya. Jika senang menari, cobalah ikut pentas seni atau bisa juga membantu merias. Bukankah menyenangkan mendapat uang dari pekerjaan yang merupakan hobi sendiri? Belajar bekerja dan merasakan rasanya mencari uang .
5.Belajar berwirausaha kecil-kecilan. Misal dengan membuka usaha“online shop” yang sekarang banyak tumbuh subur . Tanpa perlu modal kita bisa mendapatkan keuntungan . Lumayan bisa digunakan untuk menutupi uang pulsa atau kebutuhan yang mendadak. Tapi pastikan supplier terpercaya. Sehingga niatan untuk untung tercapai bukan malah buntung.
Mungkin itu hanya beberapa tips simple untuk mengelola keuangan mahasiswa. Mengelola sekaligus mendapatkan penghasilan tentunya. Manfaat yang didapatkan banyak. Selain mengajarkan untuk berhemat, kita juga akan lebih menghargai uang ketika kita mendapatkannya dari jirih payah sendiri. Bukan jamannya lagi mahasiswa itu boros . Gantilah percakapan ditelepon : “Ayah, uangnya habis. Boleh ditransfer?” dengan “Ayah , tabungan direkening masih ada”.
Mahasiswa Juga Pintar Mengelola Uang
Lho :D
30 Oktober , Selamat memperingati Hari Keuangan Nasional!!!
Salam Hangat
Listhia H Rahman
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H