Mohon tunggu...
Lisa Selvia M.
Lisa Selvia M. Mohon Tunggu... Freelancer - Literasi antara diriku, dirimu, dirinya

Anti makanan tidak enak | Suka ke tempat unik yang dekat-dekat | Emosi kalau nemu hoaks

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengenal Lebih Dekat Pawai Ogoh-ogoh di Ancol

23 Maret 2018   08:05 Diperbarui: 23 Maret 2018   08:21 1155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ogoh-ogoh mengintip dari balik truk (dok. pribadi)

Hari Raya Nyepi sudah usai. Tetapi mengapa Ancol pada hari Minggu tanggal 19 Maret baru mengadakan pawai Ogoh-Ogoh ? Biasanya diadakan sebelum Nyepi. Dan sesudah pawai, Ogoh-Ogoh dihancurkan dan dibakar pada Pura masing-masing. Tapi karena ini adalah permintaan khusus dan bersifat sebagai pawai merayakan Hari Raya Nyepi, maka diperbolehkan.

Persiapan menaikkan Ogoh-Ogoh ke truk (dok. pribadi)
Persiapan menaikkan Ogoh-Ogoh ke truk (dok. pribadi)
Ritual aslinya diadakan di Serang Barat. Karena Pura Serang memiliki daerah paling luas. Wilayah ini ternyata termasuk dalam area Latihan Koppasus yang memang oleh mereka diberikan lahan untuk Umat Hindu beribadah.

Pada awalnya permintaan pawai ditujukan kepada Pura di Jakarta, sayangnya mereka tidak menyanggupi. Untung ada 5 banjar yang menyanggupi. Banjar adalah suatu perkumpulan sosial suka duka orang Hindu. Jadi para peserta pawai di Ancol terdiri 5 Banjar yaitu Tang-Sel, Tangerang (= Ciledug dan BSD), Tiga Raksa dan Serang. Mereka yang banyak terdiri dari anak muda sudah datang ke Ancol dari jam 3 subuh untuk mempersiapkan peralatan dan Ogoh-Ogoh.

 Begitulah informasi yang telah diberikan Bapak I Gusti Made Ambara atau Jero Mangku Gede Gusti Ambara (panggilan jabatan) kepada saya. Beliau mempunyai posisi sebagai ketua maka dari itu merasa mempunyai kewajiban untuk mendampingi acara ini. Padahal baru saja melaksanakan puasa 24 jam. Hal tersebut tidak menghalanginya untuk datang ke sini.

Para peserta sedang menikmati konsumsi di samping Ogoh-ogoh yang sudah dihancurkan (dok. pribadi)
Para peserta sedang menikmati konsumsi di samping Ogoh-ogoh yang sudah dihancurkan (dok. pribadi)
Kalau menurut Wayan Pinda Asmara, orang asli Bali yang berdomisili di Banten. Dahulu pada era Presiden Gus Dur, Megawati dan SBY pawai diadakan setiap tahun di Monas. Lalu teman saya (Ya, kami datang berdua) ikut bertanya "Berapakah harga satu set Ogoh-Ogoh ?" jawabnya dengan lancar "Mencapai dua puluh jutaan rupiah". 

Sambil terkejut saya jadi bertanya-tanya dalam hati biayanya dari manakah ? Ternyata teman saya ini bisa membaca pikiran saya ataukah kami berdua memang tipe ibu-ibu yang kadar rasa ingin tahunya sangat tinggi. Dia pun mengeluarkan kalimat pertanyaan tentang hal itu. 

Tutur Pak Pinda Asmara, dana itu didapatkan secara swadaya. Menurut pribadi saya, harga yang disebutkan wajar. Karena kalau dilihat secara detail, pembuatannya halus. Warnanya pun mencolok dengan bentuk yang secara seni dikatakan indah walau kesannya menyeramkan. Kalau tidak menyeramkan, takutnya jadi tragedi Macan Cisewu kedua. Bukan kesan sangar melainkan menjadi macan dengan predikat senyum terindah di media sosial.

Setelah selesai beristirahat mereka menari diiringi pekikan dan musik gamelan Bali (dok. pribadi)
Setelah selesai beristirahat mereka menari diiringi pekikan dan musik gamelan Bali (dok. pribadi)
Saya memperhatikan karya seni tersebut dihancurkan, atau dipatah-patahkan setelah pawai selesai. Dan nantinya akan dibakar di Pura masing-masing. Dimana melambangkan prosesi penetralisiran kekuatan-kekuatan negatif. 

Ogoh-ogoh tercerai berai, tanda acara sudah usai.  (***)

Ogoh-ogoh sedang dipatah-patahkan (dok. pribadi)
Ogoh-ogoh sedang dipatah-patahkan (dok. pribadi)

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun