Saat diberikan tugas pra gladi saya memang tidak langsung membuatnya, tapi hal itu tentu tidak saya lupakan. Saya banyak melakukan tugas matkul yang lain dahulu, lalu saya juga ada beberapa kali rapat dan persiapan untuk proker wajib. Video yang saya ambil adalah video 1 dan saya menontonnya sambil menuliskan dan meringkas apa yang saya dapat dari sana. Dari video 1 itu saya menceritakan kembali mengenai bagaimana Toko Sari-Sari menjadi ciri khas dan salah satu tempat cemilan zaman dahulu yang wajib dikunjungi setiap berada di Bandung.Â
Dari letaknya yang cukup strategis dan aneka ragam cemilan yang tersedia dari hasil tangan sendiri, membuat orang-orang semakin tertarik untuk mampir dan beli. Lalu, pada hari minggu saya bingung mencari batik mana yang harus saya pakai karna saya jarang pakai batik kalau tidak ada hari penting atau janjian dengan teman.Â
Sambil menunggu waktunya dimulai, saya membuat sarapan sendiri karena di rumah saya tidak ada siapa-siapa saat itu. Setelah itu saya mengikuti gladi hominisasi dengan tenang sampai tiba-tiba ada yang memencet bel rumah saya dan disitu saya sudah izin lewat wa, tapi ternyata ditanya lagi di zoom oleh guru yang berbeda sehingga saya harus mengetik ulang alasan saya offcam. Lalu saya kembali mengikuti gladi dengan tenang dan bekerja kelompok secara efisien dengan teman-teman yang sudah dipilihkan dari sebelum hari-h.
Singkatnya, dari gladi hominisasi saya mendapatkan masukan / bisa dibilang seperti dapat quotes of the day yakni "Jangan mencari apa yang dunia berikan ke kamu, tapi carilah apa yang bisa kamu berikan pada dunia" . Gladi hominisasi juga mengajarkan saya untuk menemukan bagaimana cara agar bisa membuat hal-hal  menjadi lebih sederhana.
Terkait gladi hominisasi, pengalaman saya tentu masi banyak yang harus diperbaikin untuk kedepannya. Sebagai contoh, orang-orang selalu bilang "Lu gausa dengerin dia deh" "Lu jadi orang gausa baik2 amat napa sih, blom tentu dia kayak gitu juga ke lu". Ya, saya orang yang bisa dibilang sering ngerasa gaenak / ga tega ke orang lain, jadi saya selalu melakukan apa yang mereka minta tolong saya kerjakan / saya bantu.Â
Saya sering punya pemikiran untuk merubah itu, tapi kembali saya berpikir apakah orang-orang itu akan tetap mencari saya kalau saya tidak membantunya. Jadi saya selalu takut pandagan orang berubah kepadanya saya dan begitu pula dengan sikap mereka ke saya, padahal sudah banyak orang yang reminder ke saya "Kalo mereka emang temen lu, mereka gaakan pergi". Jadi, mulai sesaat setelah selesai gladi, saya bertekad untuk merubah kebiasaan buruk saya itu.
Diperlukan kemampuan menggunakan logika dan bahasa sebagai warga negara agar kita bisa memperdalam intelektual dan jati diri kita sebagai seorang warga negara dan tidak mudah terpengaruh oleh godaan-godaan yang masuk dari luar.
Setelah mengikuti gladi hominisasi, saya mendapatkan pandangan baru tentang bagaimana cara agar saya bisa terus bertahan hidup tanpa dimanfaatkan oleh orang lain.
Dalam sebuah pertemanan, karena untuk pertemanan dengan teman seangkatan saya masih bisa dibilang baru karena baru masuk di semester ini. Jadi, mungkin saya akan menjadi pribadi yang bisa lebih tegas dalam menentukan mana teman yang terus berteman dengan saya dan mana yang suka ninggalin saya.
Untuk meningkatkan kemampuan dalam berpikir dan berbahasa sebagai warga negara, saya pilih untuk tetap menjalin komunikasi yang baik di pertemanan dan diluar pertemanan saya, karena didalam UNPAR saja sudah terdapat banyak mahasiswa dari berbagai kota, provinsi, pulau, atau bahkan negara.