Mohon tunggu...
Lisa Normalasari
Lisa Normalasari Mohon Tunggu... -

Agricultural Engineering Brawijaya University Student

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Mahasiswa UB Ciptakan Masyarakat Mandiri Pupuk Organik

8 Juni 2015   11:12 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:17 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Desa Pagerwojo- Kabupaten Blitar merupakan salah satu sentra pertanian di Kabupaten Blitar. Permasalahan yang timbul di masyarakat saat ini adalah terbatasnya jumlah pupuk subsidi di masyarakat sehingga sering terjadi kelangkaan. Di sisi lain, selain bekerja sebagai petani, rata-rata masyarakat Desa Pagerwojo memiliki usaha sampingan dengan memiliki ternak kambing 3-5 ekor per kepala keluarga. Melihat kondisi demikian,  mendorong 5 mahasiswa Jurusan Keteknikan Pertanian Universitas Brawijaya, diantaranya yaitu  Enik Sulistiana, Ahmad Diyanal Arifin, Ina Nur Anisa, Ilhamullail Yahya dan Reza Pahlevi dibawah bimbingan Yusron Sugiarto, STP, MP, M.Sc untuk berinovasi menciptakan sebuah teknologi bernama “Novel Device of Bokhasi Composter dalam sebuah Program Kreatifitas Mahasiswa Pengabdian Masyarakat 2015. Novel Device of Bokashi Composter merupakan sebuah inovasi teknologi komposter pupuk bokashi dengan sistem semi anaerob.

Pupuk bokashi merupakan salah satu jenis pupuk organik yang diolah dengan bantuan teknologi fermentasi menggunakan EM4. Untuk membantu meningkatkan produktivitas pembuatan pupuk secara optimal dan efisien maka pada proses pembuatan pupuk bokashi ini digunakan suatu Novel Device of Bokashi Composter yang dilengkapi dengan kontrol suhu, sistem aerasi serta pemberian panas yang memanfaatkan sumber daya alam.yang dapat digunakan sebagai pembuatan pupuk bokashi padat dari limbah kotoran kambing dengan dilengkapi sistem kontrol suhu dan aerasi. Sistem kontrol suhu dapat membantu menjaga kondisi pengomposan dalam keadaan yang selalu optimal sehingga proses pengomposan pada pembuatan pupuk bokashi berlangsung lebih cepat dan kandungan nutrientnya pun juga akan meningkat. Dengan penerapan teknologi Novel Device of Bokashi Composter masyarakat Desa Pagerwojo dapat memproduksi pupuk organik bokashi secara mandiri sehingga dapat memenuhi kebutuhan pupuk atau pun dipasarkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Selain itu, untuk menjamin keberlangsungan program maka akan dibentuk sistem Bank Pupuk Organik (BPO) yang memiliki prinsip dasar pengelolaan yang terorganisir, bermanfaat dan berkelanjutan.

            Dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini, tim PKMM tidak hanya melakukan sosialisasi mengenai teknologi pembuatan pupuk bokhasi yang optimal saja. Namun, tim PKMM juga menerapkan sistem Bank Pupuk Organik kepada kelompok tani Ngudi Rahayu. Bank Pupuk Organik adalah suatu sistem pengelolaan kotoran ternak, khususnya kotoran kambing secara kolektif yang mendorong anggota kelompok tani untuk berperan secara aktif didalamnya. Sistem ini akan menampung, mengolah serta menyalurkan pupuk bokashi dengan sistem jual beli ke masyarakat. Semua kegiatan ini dilakukan dari, oleh dan untuk anggota kelompok tani. Harapan dari kegiatan ini adalah mewujudkan Desa Pagerwojo yang mandiri pupuk organik berwawasan lingkungan serta dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya anggota kelompok tani melalui pendapatan dari Bank Pupuk Organik.

            Adapun manfaat yang dapat dirasakan oleh masyarakat dengan adanya kegiatan PKM-M ini adalah pengolahan limbah kotoran ternak yang selama ini belum dimanfaatkan menjadi suatu produk yang memiliki nilai tambah yaitu pupuk bokashi sehingga dapat dikatakan suatu upaya yang berwawasan lingkungan. Sistem BPO ini mampu mengolah kotoran  kambing dengan kapasitas 3000 kg per minggu. Berdasarkan Data Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK), kebutuhan pupuk organik desa mitra pada bulan Januari hingga Maret 2015 adalah sebesar 33.579 kg. Jika jumlah produksi BPO selama 3 bulan dianggap konstan maka hasil produksi BPO tersebut dapat menyuplai kebutuhan pupuk organik sebesar 107,2%.  Selain itu dengan adanya sistem Bank Pupuk Organik ini maka anggota kelompok tani juga akan mendapatkan tambahan pendapatan dari hasil penjualan pupuk yang dapat dimanfaatkan sebagai dana simpan pinjam anggota ataupun pembagian pada akhir tahun. 

 

           

    

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun