Mohon tunggu...
Lisa Noor Humaidah
Lisa Noor Humaidah Mohon Tunggu... Lainnya - Penikmat buku dan tulisan

Tertarik pada ilmu sosial, sejarah, sastra dan cerita kehidupan. Bisa juga dijumpai di https://lisanoorhumaidah.com

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

"Unorthodox", Cerita tentang Perempuan yang Memilih Jalannya

3 Oktober 2020   18:20 Diperbarui: 3 Oktober 2020   20:05 950
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: atlantajewishtimes.timesofisrael.com

Segera menonton serial film televisi di Netflix Unorthodox setelah sang sutradara memenangkan Emmy Award untuk kategori sutradara terbaik drama serial terbatas (outstanding directing for a limited series, movie or dramatic special-2020).  Film ini juga masuk nominasi dalam delapan (8) kategori, diantaranya pemeran artis utama.

Film empat seri ini diadaptasi dari buku memoir Deborah Feldman tahun 2012 yang berjudul Unorthodox: The Scandalous Rejection of My Hasidic Root. Walaupun di akhir serial film ini informasi disclaimer/keterangan menyebutkan nama-nama tokoh yang terlibat, nama tempat adalah fiksi, namun dalam film dokumenter tentang pembuatan film ini disebutkan ada beberapa bagian cerita tokoh yang diadaptasi sepenuhnya dari kisah hidup Feldman terutama masa hidupnya di Williamsburg, Brooklyn, New York.

Film ini bercerita tentang Esther "Esty" Shapiro, perempuan 19 tahun, lahir dan besar di komunitas Satmar Hasidic Yahudi, kelompok tradisional yang sangat taat dan cabang kelompok ultra-orthodox yang dibentuk di Eropa pada abad 18.  Kepercayaan paling mendasar Hasidisme adalah tidak ada perubahan. Mereka melanjutkan dan mengikuti tata cara yang diikuti ketika kelompok ini dibentuk. Banyak larangan termasuk tidak menggunakan smart phone/telephone pintar, juga aturan makanan yang ketat. Mereka percaya jika aturan -- aturan tersebut dilanggar, maka hukuman Tuhan akan segera datang.

Sebagai penanda yang paling terlihat adalah cara berpakaian. Mereka diajarkan untuk berpakaian sederhana. Tidak berpakaian dengan warna mencolok. Untuk laki-laki pakaian hanya terdiri dari dua warna hitam dan putih dengan kippah/ topi kecil yang melingkar di ubun-ubun. Beberapa diantaranya memakai shtreimel, topi berbulu yang menutup penuh kepala. Biasanya dipakai oleh laki-laki yang sudah menikah atau pada perayaan acara-acara tertentu. Lihat penjelasannya di sini.

Untuk perempuan, mereka akan mengenakan penutup di kepala/kain scarf yang diikat atau dijepit ke belakang atau menutup penuh dengan ikatan semacam cepol di atas dahi. Setelah menikah, rambut perempuan akan dipotong habis. Selain scarf, mereka akan menutupnya dengan wig/rambut palsu. Ini untuk penanda kesekian kalinya perempuan yang telah menikah menutup kepalanya.

Sehari penuh diisi dengan ritual. Ketika bangun dari tidur, tidak diijinkan untuk berjalan lebih dari tiga langkah dari tempat tidur sebelum menyentuh air dalam wadah yang telah disiapkan pada malam sebelumnya. Begitupun ketika hendak masuk rumah, sebelum masuk menyentuh bagian luar (kusen) pintu. Ada doa pada setiap aktivitas. Laki-laki  diwajibkan  untuk berdoa setiap pagi pada waktu tertentu. Ritual dan kebiasaan ini digambarkan dengan sangat baik dan detil pada film ini.

Kelompok Yahudi Hasidic ini percaya bahwa Torah, lima buku dari Moses adalah perintah yang datang langsung dari Tuhan. Berdasarkan Torah, peran gender antara laki-laki dan perempuan berlaku tradisional. Laki-laki diutamakan. Suami berlaku dan diberlakukan seperti raja. Ketika laki-laki berjalan dia akan menundukkan kepala untuk menghindari tatapan kepada perempuan. 

Sebelum usia menikah, ada pemisahan tegas antara laki-laki dan perempuan. Di komunitas Satmar, terdapat penanda dalam Bahasa Yiddish yang memisahkan jalan laki-laki dan perempuan. Begitupun juga di sekolah. Perempuan tidak sekolah sampai tinggi. Hanya laki-laki. Perempuan juga tidak diperbolehkan membantah dan juga membaca, maupun mengutip kitab mereka Talmud. Penjelasan lebih lanjut dapat dibaca di sini.

Perkawinan dengan dijodohkan adalah keniscayaan dengan tujuan untuk meneruskan keberadaan kelompok. Seperti instruksi Torah, perempuan (harus) subur dan memproduksi keturunan banyak, berlipat ganda. Perempuan pada komunitas ini paling tidak melahirkan anak lebih dari tiga. Dan itulah yang terjadi pada Esty. 

Ia dijodohkan dengan Yanky yang bahkan lebih muda usianya. Mereka menikah setelah bertemu hanya beberapa kali. Cinta? Tidak ada cerita tentang ini. Yang pasti keluarga, Nenek Esty, orang tua yang merawatnya, menangis terharu waktu Esty memastikan gaun perkawinananya pas di badan. Ritual dan pesta perkawinan digambarkan berjalan meriah, khidmat penuh rapalan doa dalam Bahasa Yiddish dan nyanyian dalam Bahasa Hebrew/Ibrani.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun