Mohon tunggu...
Lisa Noor Humaidah
Lisa Noor Humaidah Mohon Tunggu... Lainnya - Penikmat buku dan tulisan

Tertarik pada ilmu sosial, sejarah, sastra dan cerita kehidupan. Bisa juga dijumpai di https://lisanoorhumaidah.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Kampanye #NoMarriage dan Kebijakan Pro-natalist di Korea Selatan

16 Desember 2019   20:03 Diperbarui: 2 Juli 2020   16:03 2500
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Single Minded Campaign (Sumber: South China Morning Post)

Saya bukan penggemar drakor maupun band-band Korea yang tenar dan banyak digemari itu. Namun sudah pasti mengagumi perkembangan Pop-Culture dan juga senimatografi di negeri ini, terutama setelah menonton film the Parasite.

Menjadi tergerak mencari tahu setelah dua minggu lalu membaca artikel cukup menarik tentang fenomena gerakan yang sedang tren di Korea Selatan (Korsel) #NoMarriage yang menentang  perkawinan dan hak untuk hidup dan bahagia atas keputusan dan pilihan sendiri.

Pemikiran yang diinspirasi dari kelompok feminisme radikal ini menentang nilai dan norma di masyarakat yang patriarkhis yang masih sangat kuat mengakar di Korsel.

Ketika perempuan menjadi seorang istri, ia diharapkan mampu melalukukan segala hal: bekerja, mengasuh membesarkan anak, dan merawat mertua yang sudah tua misalnya, tanpa dukungan dan perhatian yang cukup dari komunitas.

Mau setinggi pendidikan dan sepintar apapun perempuan, pada akhirnya 'terperangkap' pada urusan yang mematikan potensi besar yang dimilikinya. Konsep yang terdengar tidak asing dengan kita.

Mereka juga mengkritik keras konsep kecantikan yang dibangun yang berkelindan erat dengan persoalan kekerasan seksual. "Escape The Corset" adalah gerakan yang menentang konsep kecantikan tersebut. Para pengikutnya membagikan video yang kemudian viral, aksi menghancurkan make up.

Gerakan ini  kurang lebih persis seperti gerakan feminisme tahun '60an-'70an dengan slogan yang terkenal "the personal/private is political". Slogan yang menekankan hubungan antara pengalaman pribadi dengan struktur sosial dan politik. 

Satu hal yang paling dikritik adalah struktur patriarki yang subur terpelihara dalam keluarga.

Gerakan #NoMarriage dipelopori oleh YouTuber, Baeck Ha-na professional muda yang bekerja sebagai accounting dan pekerjaan sampingan YouTuber di akhir pekan. YouTube channel-nya berbahasa Korea SOLOdarity atau Kehidupan Hidup Sendiri. 

Mereka punya slogan 4B atau "Empat Tidak": tidak berpacaran, tidak melakukan seks, tidak menikah, dan tidak mengasuh anak. 

Tidak ada data resmi berapa banyak yang turut dalam gerakan ini, menurut artikel di sini diperkirakan ada 4000-an anggota. YouTube Channel yang menyuarakan ini disebut diikuti oleh puluhan ribu subscriber.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun