Mohon tunggu...
Lipur Sari
Lipur Sari Mohon Tunggu... Lainnya - Perempuan

Seorang Ibu rumah tangga yang menyukai alam

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sebuah Titik Awal Mengurai Kemacetan, Ragu? Tak Perlu!

26 Juli 2022   15:46 Diperbarui: 26 Juli 2022   16:39 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Beberapa sisi rel sementara palang Joglo (Foto : Lipur)

Apa yang ada dalam benak Anda, jika mendengar kata Solo ? Para perempuannya yang manis, kuliner, budaya, kesenian atau kota kecil yang nyaman tanpa hiruk pikuk kendaraan ? Semua benar, tapi...untuk yang terakhir itu sudah menjadi  masa lalu. 

Solo yang sekarang adalah kota kecil yang hampir di setiap sudutnya menyuguhkan kemacetan. Baik waktu pagi, saat sekolah para pekerja berangkat menuju aktivitasnya masing-masing ataupun saat jam pulang. Apalagi malam minggu. Semakin banyak saja pembangunan disana-sini. Semua pasti ada sisi positif negatifnya. 

Begitu dengan Palang Joglo. Salah satu sudut kota Solo yang terletak di kalurahan Nusukan kecamatan Banjarsari. Daerah ini merupakan perlintasan sebidang dengan simpang tujuh berupa ruas jalan nasional, jalan propinsi, jalan kota, jalan lingkungan dan jalur kereta api. 

Setiap ada kereta lewat, selalu terjadi penumpukan kendaraan bermotor. Dari sepeda motor sampai kendaraan berat seperti kontainer, bus sampai truck gandeng. 

Kalau sore hari penumpukan kendaraan itu bisa sampai 1 km-an. Jadi, sudah bisa dibayangkan seperti apa crowdednya ketika kereta api sudah lewat dan palang kembali dibuka.  

Untuk mengurai persoalan kemacetan lalu lintas tersebut, pemerintah membuat solusi dengan membangun rel layang dan underpass. Menurut Hedi Radian Dirjen Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat mengatakan bahwa di bawah rel layang nantinya akan dibangun underpass yang menghubungkan Jl. Ki Mangun Sarkoro dengan Jl. Sumpah Pemuda. 

Underpass tersebut akan memiliki panjang 434 M dengan lebar 18 M. Underpass itu nantinya untuk jalan nasional. Sedangkan jalan propinsi dan jalan kota melewati bundaran. Sampai saaat ini sedang diupayakan pembebasan lahan. Salah satunya adalah pasar yang terletak di timur rel. Untuk sementara, pemerintah memfasilitasi pembangunan pasar darurat dengan membangun kios di sepanjang tembok makam Bonoloyo dari barat ke timur. 

Agus selaku koordinator pasar tersebut sudah melakukan negosiasi dengan pihak Pemkot terkait ganti rugi. Adapun besarannya tidak menjadi masalah. Yang penting ada ganti rugi untuk pedagang kios maupun oprokan. 

Menurut informasi dari salah satu pedagang, pindahan pasar akan dilakukan pada hari Jumat, 29 Juli 2022. Karena kunci juga diberikan. Namun,  semua pedagang disana ada satu yang tidak mau pindah di lokasi yang sudah disediakan oleh Pemkot. Alasannya khawatir kalau dagangan sayurnya menjadi sepi pembeli. 

Sampai saat ini, pembangunan rel sementara sudah jadi, tapi belum 100 %. Selama pembangunan rel sementara itu, dilakukan buka tutup jalan. Karena pengerjaannya dilakukan malam hari, maka diatas jam 22.30 wib jalan sekitar palang Joglo ditutup dari arah utara dan barat. 

Jika rel sementara sudah jadi dan beroperasi, maka pembangunan rel layang mulai dilaksanakan. Foto ini diambil pada waktu pagi hari sebelum jam 05.00 wib. Ketika lalu lintas masih lengang. Sehingga aman dan mudah untuk mengambil gambar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun